Pasalnya temuan tidak memberikan gambaran nyata tentang bagaimana virus GX_P2V dapat berdampak pada manusia.
Baca juga: Ilmuwan Dibuat Bingung Gegara Menemukan Manusia yang Jadi Mumi Hanya dalam Waktu 16 Hari
Francois Balloux, pakar epidemiologi di Institut Genetika University College London, memberikan tanggapan melalui X.
Ia berkata, "Saya tidak melihat ada hal menarik yang dapat dipelajari dari menginfeksi secara paksa jenis tikus aneh yang dimanusiakan dengan virus acak.
Sebaliknya, saya bisa melihat bagaimana hal-hal seperti itu bisa menjadi salah.
Pracetak tersebut tidak merinci tingkat keamanan hayati dan tindakan pencegahan keamanan hayati yang digunakan dalam penelitian ini.
Tidak adanya informasi ini menimbulkan kemungkinan bahwa sebagian atau seluruh penelitian, seperti penelitian di Wuhan pada tahun 2016-2019 yang kemungkinan besar menyebabkan pandemi Covid-19, dilakukan secara sembarangan tanpa pengendalian keamanan hayati minimal dan praktik-praktik yang penting untuk penelitian dengan potensi patogen pandemi."
Richard H. Ebright, Profesor Kimia dan Biologi Kimia di Universitas Ruger, sependapat dengan Balloux.
Sementara Gennadi Glinsky, pensiunan profesor kedokteran di Stanford, menulis, "Kegilaan ini harus dihentikan sebelum terlambat."
Baca juga: Ilmuwan Temukan Benua yang Diduga Hilang Tanpa Jejak 155 Juta Tahun Lalu, Benarkah Ada di Indonesia?
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.