"Bapak saya kan cuma pegawai negeri, mama ibu rumah tangga, secara ekonomi tidak bisa membiayai saya," kata Maria dilansir dari laman Media Keuangan, website resmi milik Kementerian Keuangan pada Kamis (21/12/2023).
Dalam keterbatasan ekonomi keluarga, Maria Jochu tetap mencari cara bagaimana untuk tetap mendapatkan pendidikan yang layak.
Di sisi lain, ia juga tak mau memberatkan ekonomi orang tuanya.
Maka dari itu, Maria nekat mengambil kredit pegawai saat telah bekerja di pemerintahan, agar ia bisa melanjutkan kuliah S2 di luar negeri.
"Jadi, baru jadi pegawai sudah nakal (ambil) kredit pegawai untuk lanjut S2. Terus keluarga 'kan bilang, kenapa kamu mau S2? Kita aja keluarga tidak mampu, jangan gaya-gaya deh," terang Maria menirukan logat orang tuanya.
Pasalnya, bagi keluarga Maria Jochu, sudah bisa sekolah, bisa bekerja, dapat gaji, dan hidup, itu sudah cukup.
Karena itulah, Maria Jochu termotivasi bisa kuliah di IPDN dan mengambil beasiswa LPDP.
"Kan teman-teman di lingkungan (IPDN) mau sekolah, saya sendiri kok tidak? Apakah saya harus tinggal di hutan? Kan di kota, jadi nekat pergi ambil kredit pegawai terus kuliah," tambahnya lagi.
Diketahui, semasa kuliah, Maria Jochu juga sempat mengalami kesulitan karena cara pembelajarannya yang berbeda dengan di Indonesia.
Baca juga: Viral Mahasiswa Ditemukan tanpa Busana Dekat Bandara Bali, Diduga Kalah Main Judi Online
Meski sebelumnya, Maria Jochu telah kursus Bahasa Inggris saat di Indonesia dalam persiapannya kuliah di luar negeri.
Ketika kursus Bahasa Inggris di Indonesia itu, Maria Jochu sempat pesimis karena nilai TOEFL-nya di bawah rata-rata.
Namun, beruntungnya, Maria bisa lolos meskipun berada di urutan terakhir saat tes TOEFL tersebut.
Ia menjadi salah satu dari 10 orang yang terpilih.
Kemudian, pada 2015, BPSDM Papua mengadakan pameran beasiswa, di mana salah satunya adalah LPDP, yang salah satu persyaratannya adalah nilai IELTS.
Dengan tekad yang bulat, Maria Jochu semangat mempelajari bahasa asing hingga berakhir berbuah manis.
Baca tanpa iklan