Yang paling populer adalah Menara Tokyo dan Skytree yang baru dibangun, yang juga memiliki harga setinggi langit.
Khususnya, akses ke dek observasi Skytree, hampir 1.500 kaki di atas permukaan laut, biayanya kira-kira $10, sementara mendapatkan meja di ruang makan dikenakan biaya dua kali lipat.
Bagi yang tidak menyukai panorama dengan harga mahal, alternatifnya adalah beberapa hotel pencakar langit seperti Bellovisto di Cerulean Tower atau Tokyu Hotel, Sky Lounge di Prince Park Tower Hotel , dan Rooftop Bar di Andaz Hotel.
2. Shibuya Crossing
Shibuya Crossing, satu landmark ikonik Tokyo, juga bisa membuat pusing para pelancong.
Meskipun penduduk setempat mungkin terbiasa dengan lalu lintas dan kemacetan saat berjalan kaki, hal ini tidak selalu menjadi kesan pertama yang baik bagi wisatawan.
Mengingat Shibuya Crossing adalah satu jalan raya tersibuk di Tokyo, jam lalu lintas di sini terasa seperti selamanya.
Di sore hari, persimpangan utama ini juga dapat dipenuhi oleh orang-orang yang keluar untuk bermalam di kota, sehingga membuat kawasan tersebut gaduh dan membingungkan.
Berbeda dengan beberapa pusat transportasi lainnya di Tokyo, Shibuya Crossing tidak pernah memiliki "waktu senggang".
Shibuya Crossing sangat kacau dan bisa membuat kamu terluka jika tidak memperhatikan ke mana kamu berjalan atau mengemudi.
Jika ingin melihat Shibuya Crossing di Tokyo, waktu terbaik untuk melihatnya adalah pagi hari, sekitar jam 5, 6, atau 7 pagi.
Suasana paling damai terjadi pada jam-jam sebelum jam sibuk.
3. Pasar Ikan Tsukiji
Pasar Ikan Tsukiji terkenal dengan pelelangan tuna yang ramai di pagi hari.
Pasar Ikan Tsukiji bisa menjadi sangat ramai dan membingungkan hingga sore hari.