TRIBUNTRAVEL.COM - Insiden jebolnya jendela pesawat Alaska Airlines masih menjadi perbincangan hangat sampai sekarang.
Setalah ditemukan penyebab jebolnya jendela pesawat Alaska Airlines, kini mulai muncul banyak cerita dari penumpang dalam penerbangan tersebut.
Satu di antaranya ada cerita yang dari seorang ibu yang berjuang sekuat tenaga memegangi anaknya agar tak tersedot keluar dari jendela pesawat.
Baca juga: Terungkap Penyebab Jendela Pesawat Alaska Airlines Jebol di Tengah Penerbangan
Seorang ibu yang berada dalam penerbangan Alaska Airlines mengatakan bahwa ia sangat takut hingga khawatir ketika jendela pesawat tiba-tiba jebol di udara pada ketinggian 16.000 kaki.
Penerbangan Alaska Airlines harus melakukan pendaratan darurat - setelah menyedot kursi dan benda lainnya keluar dari pesawat.
Sebelum mendarat darurat, penumpang ini langsung menggenggam dan memegangi anaknya dengan seluruh tenaga yang ia miliki.
Baca juga: Momen Mengerikan Kapten Tersedot Keluar dari Jendela Kokpit Pesawat, Pramugari Sigap Tarik Kaki
Padahal, kala itu kemeja dan jaket yang dipakai ibu tersebut sudah terlepas dari badannnya dan tersedot keluar pesawat.
Menurut laporan Metro, anak laki-laki tersebut merupakan seorang siswa sekolah menengah berusia 15 tahun.
Ia duduk di kursi dekat jendela tepat di depan tempat badan pesawat meledak.
Ibunya, seorang pengacara berusia 50 tahun, meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama tengahnya, Faye, untuk menghindari dibanjiri panggilan media dan melindungi identitas putranya.
Jendela pesawat meledak terdengar seperti 'ledakan bom', dan saat udara di dalam kabin mengalir keluar, dia melihat tempat duduk putranya terpelintir ke belakang menuju lubang saat sandaran kepalanya terlepas.
Faye mengatakan kepada Seattle Times: "Dia dan kursinya ditarik ke belakang dan ke arah luar pesawat ke arah lubang."
"Saya mengulurkan tangan dan meraih tubuhnya dan menariknya ke arah saya melalui sandaran tangan," sambungnya.
"Saya mungkin dipenuhi adrenalin seperti yang pernah saya alami dalam hidup saya."
"Saya meletakkan lengan saya di bawah lengannya, seperti diikat di bawah bahunya dan melingkari punggungnya."