Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kronologi Pesawat yang Atapnya Lepas di Tengah Penerbangan, Bawa 90 Penumpang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Aloha Airlines 243 yang melakukan pendaratan darurat di Maui, Hawaii pada 28 April 1988 usai atap pesawat tiba-tiba lepas ketika mengudara.

Menyusul insiden tersebut, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS melakukan penyelidikan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan kegagalan struktural pesawat dan menganalisis tanggap darurat awak pesawat.

Mereka menyimpulkan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh kelelahan logam dan perawatan yang buruk.

Korosi celah terjadi saat pesawat berusia 19 tahun itu beroperasi di lingkungan pesisir, sehingga pesawat tersebut terkena garam dan kelembapan.

Boeing mengetahui kemungkinan terjadinya kelelahan logam dan telah mengeluarkan pedoman maskapai penerbangan untuk pemeriksaan dan perbaikan, namun penyelidikan menemukan bahwa Aloha Airlines tidak sepenuhnya mematuhi prosedur ini.

Selain itu, satu penumpang Penerbangan 243, Gayla Yamamoto, bersaksi bahwa dia melihat adanya retakan pada logam sebelum penerbangan lepas landas namun memilih untuk tidak memberitahukannya kepada siapa pun.

Industri penerbangan melakukan beberapa perubahan serius

Baik kecelakaan maupun investigasi menyebabkan diberlakukannya peraturan baru seputar keselamatan penerbangan.

Praktik inspeksi dan pemeliharaan untuk pesawat tua dievaluasi ulang dan ditingkatkan untuk membantu mencegah insiden seperti ini terulang kembali.

Inspeksi yang lebih ketat dan sering diterapkan, dan pesawat Boeing 737 masa depan dilengkapi dengan lapisan kedua lembaran logam di sekitar badan pesawat untuk membantu mengurangi kelelahan.

Selain itu, penanganan kru terhadap insiden tersebut telah digunakan sebagai studi kasus dalam pelatihan penerbangan, karena respons mereka terhadap keadaan darurat patut dicontoh, baik dalam penerbangan maupun selama proses pendaratan.

Ambar/TribunTravel