Hansen berkata, "sesederhana saja, Dorothy menyukai pohon itu. Itu menjadi bagian penting dari perayaan keluarga selama beberapa dekade.
Fakta bahwa hal itu memberinya kegembiraan adalah hal yang merendahkan hati. Hal ini mengingatkan kita bahwa pemborosan dan kelebihan tidak diperlukan untuk menangkap semangat Natal.
Bagi Dorothy, memiliki sebatang pohon saja sudah cukup. Generasi yang tidak mau membuang sampah di masa lalu terus memberi kita pelajaran berharga."
Baca juga: Video Viral, Truk Kedapatan Mengangkut Puluhan Anjing, Diduga Hendak Dibawa ke Rumah Pemotongan
Shirley Hall mengatakan kepada rumah lelang bahwa neneknya, yang lahir pada tahun 1891, telah membeli pohon itu pada tahun 1920, kemungkinan besar dari sebuah department store di London.
Meskipun menyerupai beberapa pohon Natal produksi massal paling awal yang dijual oleh Woolworths, cat merah yang digunakan pada alasnya memiliki warna yang sangat berbeda dari yang terlihat pada pohon Woolworths.
Hall memberi Hanson pohon itu sebagai cara untuk "menghormati kenangan ibunya" dan untuk meneruskan pohon itu sebagai "pengingat sederhana akan kehidupan tahun 1920-an".
Hanson telah menjual pohon serupa sebelumnya, namun tidak ada yang memiliki harga setinggi itu.
Empat tahun lalu, pada tahun 2019, rumah lelang menjual pohon Woolworths yang pertama kali dibeli di Skotlandia pada tahun 1937 dengan harga sekitar Rp 2,9 juta.
Pohon itu milik seorang wanita bernama Catherine Smith, yang membelinya untuk merayakan Natal pertama putranya tepat sebelum dimulainya Perang Dunia II.
Pohon tersebut, seperti pohon Grant, disayangi oleh keluarga dan diturunkan dari orang tua ke anak, hingga mencapai Claire Barnett, cucu perempuan Catherine, yang menyumbangkannya ke rumah lelang.
Baca juga: Viral Anak Penjual Nasi Bungkus Jatuh Sakit, Hendak Dibantu namun Disebut Hanya Jadi Bahan Konten
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.