TRIBUNTRAVEL.COM - Pada hari Selasa, Polisi Metropolitan Tokyo Jepang mengonfirmasi bahwa mereka telah menangkap Atsushi Ozawa, 50 tahun, warga Daerah Nakano di kota tersebut yang bekerja sebagai sopir taksi.
Penangkapannya bermula dari insiden yang terjadi pada tanggal 13 November, di mana Ozawa melaju melalui persimpangan yang ramai, mengakibatkan satu korban tewas.
Baca juga: 5 Toko UNIQLO terbaik di Tokyo Jepang buat Belanja Fashion Trendi dan Murah
Baca juga: 9 Tempat Belanja Baju Murah di Tokyo Jepang, Asakusa Pusat Yukata dan Kimono
Dilansir dari soranews, korban tewas yang dimaksud adalah merpati.
Mengingat sejauh mana merpati telah beradaptasi dengan kehidupan di lingkungan perkotaan dan kecepatan mereka dalam menghindari bahaya, orang mungkin mempertanyakan apakah Ozawa benar-benar mengharapkan atau bermaksud untuk menyakiti makhluk tersebut.
Baca juga: 10 Toko Sneaker Terbaik di Tokyo Jepang Buat Berburu Oleh-oleh Unik, Undefeated hingga Mita Shoes
Baca juga: 5 Tradisi Natal yang Cuma Ada di Jepang, Jangan Lupa Berburu Oleh-oleh di Christmas Market Tokyo
Ozawa ditahan karena dicurigai melanggar Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar Jepang
“Jalanan adalah milik manusia, jadi merpatilah yang seharusnya menyingkir," kata Ozawa.
Terlepas dari posisi seseorang dalam perdebatan tentang siapa yang berhak jalan, tetap saja mengejutkan bahwa Ozawa memilih untuk melaju ke dalam kawanan merpati.
Sekalipun dia tidak menghormati nyawa merpati, menabrak binatang akan membuat kerusakan parah pada bodi, roda, dan bagian bawah mobil.
Dan di kota dengan jumlah taksi sebanyak Tokyo, kamu harus berasumsi bahwa sebagian besar calon penumpang yang melihat taksi Ozawa malah akan memilih taksi lainnya.
Apalagi dengan isi perut burung yang menempel pada bagian depan mobil.
Baca juga: 8 Toko Disney di Tokyo Jepang Buat Belanja Oleh-oleh, Shibuya Koen Dori hingga Shinjuku Takashimaya
Kisah lain- Bagaikan dahan yang tajam, tanduk tumbuh dari kepala rusa jantan Nara Jepang.
Sepuluh pria yang dikenal sebagai seko , memegang bendera merah dan salib bambu, menangkap rusa jantan Nara.
Mereka memotong tanduk rusa demi keselamatan populasi.
Selama hampir tiga setengah abad, Shika no Tsunokiri (Upacara Pemotongan Tanduk Rusa) telah mengawali musim gugur di Nara.
Sejak awal tahun 1920-an, upacara ini diadakan di Rokuen, dekat Kuil Kasuga Taisha di Taman Nara, atau “ Taman Rusa .”
Baca tanpa iklan