Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

2 Bocah SD Nekat Motoran dari Madura ke Jakarta, Berkendara Tanpa Helm & Diamankan Polisi Semarang

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua bocah SD nekat dari Madura ke Jakarta naik motor, tanpa helm dan cuma ikuti GPS.

TRIBUNTRAVEL.COM - Dua bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) asal Kabupaten Sampang, Madura nekat pergi ke Jakarta dengan menggunakan sepeda motor.

Mereka bepergian hanya bermodal uang Rp 100 ribu hasil dari meminjam ke tetangga.

Dua bocah yang nekat ke Jakarta pasca dijemput dan berada di Mapolsek Pangarengan, Kabupaten Sampang, Madura, Selasa (21/11/2023). (TribunMadura.com/Hanggara)

Kemudian pakaian yang dibawa hanya baju yang melekat di tubuh mereka, berupa kaos oblong, celana pendek, dan sandal jepit.

Akan tetapi, sebelum sampai ke kota tujuan, keduanya dicegat oleh anggota kepolisian di wilayah Kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah pada Senin (20/11/2023).

Baca juga: Penumpang yang Ketahuan Merokok di Pesawat Citilink Terancam Denda Rp 2,5 Miliar

Mereka kemudian diamankan di kantor Polsek Tengaran.

Atas kondisi tersebut, pihak keluarga bergegas menjemput dan ternyata tujuan kedua bocah pergi ke Jakarta hanya ingin bertemu dengan teman sebayanya yang sebelumnya sering komunikasi melalui telepon.

LIHAT JUGA:

Salah satu bocah berinisial D mengatakan, dirinya bersama temannya (MZ) berboncengan berangkat ke Jakarta pada Minggu (19/11/2023) sekitar 13.00 WIB.

Perjalanannya ke luar kota baru pertama kali, tidak mengetahui rute.

Baca juga: Viral Wanita Menari di Bandara, Terlalu Bahagia Bertemu Pacar setelah 5 Tahun LDR

Sehingga keduanya berinisiatif menggunakan Google Maps (GPS).

"Kita menyetir bergantian, tanpa menggunakan helm dan selama perjalanan tidak bertemu polisi," ujar D, Selasa (21/11/2023).

Saat malam hari mereka menginap di sebuah gardu, lokasinya di pinggir jalan raya Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Ilustrasi Google Maps di ponsel. (Deepanker Verma/Pixabay)

Kemudian keesokan harinya, baru melanjutkan perjalanan.

Sedangkan saat merasa lapar, mereka hanya membeli mi instan.

"Uang yang Rp 100 ribu itu juga kami buat untuk beli bensin dan saat kami diamankan polisi, sisa uang tinggal Rp 10 ribu," ucap D dengan polosnya.

Halaman
12