TRIBUNTRAVEL.COM - Berapakah harga termahal dari melon yang pernah kamu beli? Rp 50 ribu atau Rp 1 juta?

Tahukah kamu ada melon yang terjual dengan harga mencapai Rp 706 juta.

Baca juga: Viral Petani China Ciptakan Buah Hybrid, Perpaduan Melon dan Semangka

Baca juga: Uniknya Bakso A Rohim Punya Menu Pakai Buah Melon, Cocok untuk Makan Siang Enak di Medan

Melon dengan harga fantastis itu dapat ditemukan di Jepang.

Namanya Melon Yubari King.

Baca juga: 4 Resep Minuman Dingin dari Melon, Mulai dari Es Buah Melon sampai Es Melon Jeli

Baca juga: Resep Cup Jeli Melon, Minuman Menyegarkan Cocok untuk Bersantap di Siang Hari

Lalu pertanyaannya kini, apa yang menjadikan Melon Yubari King mahal?

Dilansir dari tastingtable, Melon Yubari King ditanam di prefektur Shizuoka di Jepang tengah dan setiap melon diberi waktu 100 hari untuk tumbuh dari biji hingga menjadi buah.

Para petani yang menanam melon ini memiliki metodologi yang sangat ilmiah dan buah-buahan ditanam dengan penuh kasih sayang di lingkungan terkendali yang mencakup tempat tidur yang ditinggikan dan air dalam jumlah tertentu, dengan pemanas dan AC untuk menjaga suhu tetap merata.

Setelah buah melon muncul, dibungkus dengan kertas putih.

Dan ketika melon mulai menunjukkan penampilan berselaput mereka, para petani kemudian mengenakan sarung tangan putih untuk memoles dan memijatnya.

Baca juga: 12 Tempat Wisata Hits di Nagoya Jepang Lengkap dengan Lokasi, Jam Buka dan Harga Tiket Masuk

Melon Yubari King dinilai berdasarkan kualitas

Setelah Melon Yubari King dipanen, melon tersebut dinilai; Mereka yang memiliki kekurangan diberi nilai terendah, atau "yuki", sedangkan tiga tingkatan teratas lainnya — "fuji", "yama", dan "shiro" — ditentukan berdasarkan tingkat kemanisan dan kesempurnaan, dengan hanya 1 dari setiap tingkatan.

1.000 melon dipanen dengan kualitas tertinggi, atau potongan "fuji".

Maka tidak mengherankan jika melon Yubari King telah mencetak rekor dengan harga $45.000 setara Rp 706 juta sepasang, selama lelang pada tahun 2019, menurut  Insider.

Sebelum kamu bertanya apakah ini agak berlebihan, pahamilah bahwa pertanian dianggap sebagai industri yang sangat menantang di Jepang, di mana hanya 12,13 persen lahan yang akan digunakan untuk bercocok tanam pada tahun 2018, menurut Trading Economics .

Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan 44,36% yang tersedia di Amerika Serikat pada tahun yang sama, menurut Trading Economics , dan 71,21% di Inggris pada tahun 2018, menurut Trading Economics .