Pekerjaan membawanya keliling dunia, dan Herfkens mendobrak hambatan sebagai eksekutif perempuan pertama yang dikirim ke luar negeri oleh sebuah bank Belanda.
Dalam perjalanannya, ia juga jatuh cinta dengan pria bernama Willem van der Pas, yang ditemui Herfkens di universitas.
"Kami tahu kami ditakdirkan untuk menikah sejak tahun keempat kuliah," kenang Herfkens.
"Sepulang sekolah, kami tinggal sebentar di Amsterdam, kemudian, karena pekerjaan kami sebagai bankir, kami tinggal bersama atau terpisah di berbagai ibu kota keuangan di Amerika Selatan dan Eropa.”
Baca juga: Kisah Pria Bersaing dengan Mantan Istri saat Pemilihan Kades di Banyuwangi, Siapa yang Menang?
Herfkens adalah seorang pedagang, sementara van der Pas, yang dia panggil Pasje, adalah seorang bankir.
Sifat pekerjaan mereka terkadang membuat pertemuan menjadi rumit, dan pada tahun 1992 Pasje bekerja di Vietnam, sementara Herfkens berbasis di Madrid.
Jadi pada bulan November itu, mereka mengatur pertemuan di Vietnam.
Seperti yang diceritakan Herfkens, dia tidak bertemu Pasje selama delapan minggu ketika mereka bertemu kembali di Kota Ho Chi Minh.
Setelah reuni yang menggembirakan, Pasje mengumumkan bahwa dia punya kejutan untuknya yakni liburan lima hari ke Nha Trang.
Nha Trang adalah kota pesisir yang indah, namun mereka harus naik pesawat untuk sampai ke sana.
Perjalanan pesawat itu selamanya akan mengubah hidup Herfkens.
Seperti yang kemudian diingat oleh Herfkens, dia sangat bersemangat untuk berlibur ke Nha Trang sampai dia melihat pesawat yang akan mereka naiki untuk sampai ke sana.
New Zealand Herald melaporkan bahwa pesawat tersebut adalah Yakovlev Yak-40 buatan Soviet berusia 16 tahun, dan ukuran serta usianya yang kecil membuat Herfkens merasa tidak enak.
Faktanya, Herfkens merasa sangat sesak sehingga awalnya dia menolak untuk naik.
Baca juga: Kisah Mengerikan SS Dumaru, Kapal Rusak yang awaknya Melakukan Kanibalisme
Namun Pasje meyakinkannya dengan berjanji bahwa penerbangannya hanya 20 menit (sebenarnya sekitar satu jam).
Baca tanpa iklan