TRIBUNTRAVEL.COM - Pada bulan November 1992, Annette Herfkens sedang terbang dari Kota Ho Chi Minh ke Nha Trang bersama tunangannya.
Nahas, pesawat yang ditumaping mereka jatuh di hutan Vietnam, meninggalkan Herfkens sebagai satu-satunya yang selamat.
Saat pesawat hendak jatuh, Herfkens menggandeng tangan tunangannya dan melontarkan lelucon muram.
"Tentu saja, pesawat mainan kecil yang jelek itu jatuh seperti ini!" ungkap Herfkens.
Baca juga: Kisah Wanita Gowa Dilamar dengan Mahar Rp 2 M hingga Berlian, Rencana Gelar Akad Nikah di Arab Saudi
Kemudian pesawat itu jatuh, dan dunia Herfkens hanya menjadi kegelapan dan teriakan sesama penumpang.
Ketika sadar, dia berada di hutan, dikelilingi oleh orang mati dan sekarat.
Herfkens kemudian dihadapkan pada sebuah pilihan, seperti dilansir dari laman allthatsinteresting.com, Kamis (9/11/2023).
Dia bisa menyerah pada kepanikan dan keputusasaan atau dia bisa bertahan.
Selama 192 jam berikutnya, Herfkens membuat keputusan-keputusan kecil dan sadar yang membuat jantungnya tetap berdebar kencang bahkan ketika rekan-rekannya yang selamat perlahan-lahan binasa di dekatnya.
Dia fokus pada sekelilingnya, dia mengendalikan pernapasannya, dan dia memaksakan dirinya untuk tidak menangis.
Dia percaya bahwa penyelamatan akan datang dan itu terjadi.
Baca juga: Kisah 7 Orang yang Berusaha Mendapatkan Hidup Abadi dan Awet Muda, Metodenya Aneh
Ini adalah kisah luar biasa tentang bagaimana korban kecelakaan pesawat Herfkens bertahan di hutan Vietnam selama delapan hari.
Sebelum hari naas ketika pesawatnya jatuh di hutan Vietnam, Herfkens menjalani kehidupan yang luar biasa.
Menurut situsnya , dia lahir di Venezuela dari orang tua Belanda dan dibesarkan di Belanda.
Di sana, Herfkens bersekolah di sekolah hukum dan mulai bekerja sebagai bankir.
Baca tanpa iklan