"Sekelompok orang yang berlari ke landasan bandara mengepung sebuah pesawat dan melompat ke sayapnya," lapor surat kabar pro-Kremlin, Izvestia.
Baca juga: McDonalds Indonesia Akhirnya Buka Suara Soal Tudingan Dukung Israel
Tak menunggu lama, pihak berwajib pun datang untuk membubarkan aksi demonstrasi ini.
Para demonstran dilaporkan telah dikeluarkan dari bandara.
Atas aksi pengunjuk rasa anti Israel tersebut, kini semua penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Makhachkala ditangguhkan untuk sementara.
Seluruh penerbangan dari dan ke bandara tersebut akan ditutup hingga pukul 03.00 waktu setempat pada 6 November 2023 mendatang.
Baca juga: Daftar Negara yang Tak Pernah Dikunjungi Ratu Elizabeth II, Termasuk Israel dan Argentina
Vladimir Putin Angkat Bicara
Insiden kerusuhan di Bandara Internasional Makhachkala langsung terdengar hingga ke Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Vladimir Putin kini menuduh Ukraina dan sejumlah negara barat yang telah menghasut kerusuhan anti Israel di bandara tersebut.
Seperti diketahui, demonstrasi di bandara itu terjadi di tengah konflik Hamas Palestina dengan Israel.
Diwartakan Tribunnews, kini pasukan Rusia berhasil menahan lebih dari 80 orang sejak insiden demonstrasi di Bandara Internasional Makhachkala.
Dalam sebuah pernyataan, Vladimir Putin mengatakan bahwa demonstrasi itu dipicu melalui media sosial dari agen-agen layanan khusus Barat.
"Peristiwa di Makhachkala tadi malam dipicu melalui jejaring sosial, tidak terkecuali dari Ukraina, melalui agen-agen layanan khusus Barat," kata Vladimir Putin dalam pertemuan dengan petinggi Dewan Keamanan Rusia yang disiarkan televisi, Senin (30/10/2023).
"Amerika Serikat tidak mencapai kesuksesan di medan perang, namun berusaha melemahkan Rusia dari dalam," lanjut Vladimir Putin.
"Siapa yang mengorganisir kekacauan mematikan ini dan siapa yang mendapat keuntungan darinya saat ini, menurut pendapat saya, sudah menjadi jelas. Elit penguasa AS saat ini dan negara-negara satelitnya adalah pihak yang paling diuntungkan dari ketidakstabilan dunia," kata Vladimir Putin.
Atas tuduhan Vladimir Putin ini, Amerika Serikat menyebut bahwa tuduhan tersebut tidak masuk akal.
Baca juga: Bikin Kacau Bandara, Turis Bawa Bom seusai Liburan dari Dataran Tinggi Golan Israel
Baca tanpa iklan