Terdapat kuil ketiga yang belum selesai dibangun, namun kuil tersebut ditinggalkan karena hanya bagian depannya saja yang dibangun.
Kompleks kuil Ġgantija (bersama dengan Kuil Megalitikum lainnya di Malta) telah terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1980.
Pada tahun 1992, UNESCO memperluas situsnya dengan memasukkan lebih banyak kuil Neolitik dan Zaman Perunggu di Gozo dan Malta.
Tujuan, Legenda, & Pembangunan Kuil Ġgantija Malta
Tampaknya kuil Ġgantija merupakan bagian dari situs upacara yang digunakan dalam upacara kesuburan (setidaknya peneliti telah menemukan sejumlah arca dan arca yang berhubungan dengan kesuburan).
Tulang binatang juga ditemukan di sana yang menunjukkan ritual dan pesta komunal.
Ada cerita rakyat setempat di pulau itu bahwa seorang raksasa wanita yang hanya makan kacang buncis dan madu melahirkan seorang anak dari orang biasa.
Dia kemudian membangun kuil-kuil sebagai istana peribadatan sementara anaknya digantung di bahunya.
Bangunan-bangunan tersebut dibangun dari Globigerina dan Coralline Limestone lokal.
Batu Kapur Globigerina lebih lembut sehingga digunakan untuk perabotan dalam (misalnya pintu, altar, lempengan dekoratif) sedangkan Batu Kapur Coralline yang keras digunakan untuk konstruksi bangunan sebenarnya.
Seperti banyak kuil kuno lainnya, kuil-kuil ini awalnya dicat dan diplester pecahannya.
Oker merah yang ditemukan di sana menunjukkan bahwa kuil tersebut pernah diplester dan dicat.
Yang Perlu Diketahui Tentang Mengunjungi Kuil Neolitik Ġgantija
Kuil Ġgantija dilindungi di Taman Arkeologi Ġgantija dan merupakan satu atraksi bersejarah terbaik di pulau Gozo.
Meskipun berusia sekitar 5.500 tahun, monumen Neolitikum ini secara mengejutkan berada dalam kondisi pelestarian yang baik.
Taman Arkeologi Ġgantija terbuka untuk umum dan pintu masuknya melalui Pusat Interpretasi.