Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Penjelasan BMKG Soal Kabut Tebal yang Selimuti Pantai di Gunungkidul dan Bantul

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pantai Parangtritis di Bantul, Yogyakarta, Jumat (26/5/2017) sore. BMKG memberikan penjelasan soal kabut tebal yang menyelimuti sejumlah pantai di Gunungkidul dan Bantul beberapa waktu yang lalu.

TRIBUNTRAVEL.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan penjelasan soal kabut tebal yang menyelimuti sejumlah pantai di Gunungkidul dan Bantul, Jogja, beberapa waktu yang lalu.

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG DIY, Warjono mengatakan bahwa fenomena kabut tebal di pantai tersebut merupakan fenomena biasa dan tidak mempengaruhi kondisi gelombang laut.

Viral video kabut tebal selimuti pantai-pantai di Gunungkidul DIY pada siang hari, Minggu (22/10/2023). (Tangkapan Layar Instgram @merapi_uncover)

Menurutnya, fenomena ini terjadi di sepanjang pantai selatan dengan kepekatan kabut yang berbeda-beda.

Ia memastikan bahwa kondisi tersebut tidak berpengaruh pada tinggi gelombang atau fenomena alam lain.

Baca juga: Kabut Tebal Misterius Selimuti Perairan Tabanan Bali, Begini Kesaksian Nelayan

"Tidak berefek, hanya jarak pandang yang berkurang saja," kata Warjono, Minggu (22/10/2023).

Warjono menjelaskan, kabut umumnya disebabkan oleh suhu udara dingin yang diikuti dengan kelembapan udara permukaan.

LIHAT JUGA:

Hal ini mengakibatkan terjadinya kondensasi berupa pembentukan butiran air yang mengambang di udara dekat permukaan Bumi.

"Oleh karena itu, kabut dapat terjadi pada dini hari hingga pagi hari dan pada saat sore hari hingga menjelang malam hari," jelas dia.

Senada dengan Warjono, Kepala Kelompok Foreskater BMKG DIY, Romadi yang mengatakan fenomena tersebut umumnya disebabkan oleh suhu udara dingin dan diikuti dengan kelembapan udara permukaan yang tinggi.

Baca juga: BMKG Rilis Kota dengan Suhu Terpanas di Indonesia, Majalengka Capai 38,3 Derajat Celsius

Fenomena kabut tidak hanya terjadi di wilayah perbukitan di Kabupaten Bantul, Romadi turut menyebut bahwa fenomena itu juga terjadi di sejumlah wilayah di pesisir pantai selatan Yogyakarta dan sebagainya.

Menurutnya, fenomena tersebut terjadi ketika udara yang relatif hangat dan lembap mengalir di atas permukaan lebih dingin.

Ilustrasi kabut. (pexels.com)

Hal itu kemudian menyebabkan terjadinya kondensasi dan terbentuknya kabut.

Tak heran, fenomena kabut dapat kerap terjadi di sepanjang pantai atau di atas lautan.

"Tapi, yang terbentuk di wilayah perairan pada siang hari seringkali bersifat sementara dan dapat bubar dengan cepat setelah matahari semakin tinggi dan memanaskan udara di atas permukaan air," tuturnya, dikutip dari TribunJogja.com.

Halaman
12