TRIBUNTRAVEL.COM - Bagaikan dahan yang tajam, tanduk tumbuh dari kepala rusa jantan Nara Jepang.
Sepuluh pria yang dikenal sebagai seko , memegang bendera merah dan salib bambu, menangkap rusa jantan Nara.
Baca juga: Viral Restoran di Jepang Memposting Panduan Memakan Mi Soba yang Benar
Baca juga: 7 Kota Terbaik di Jepang yang Bisa Kamu Jelajahi Hanya dalam waktu 72 Jam
Mereka memotong tanduk rusa demi keselamatan populasi.
Selama hampir tiga setengah abad, Shika no Tsunokiri (Upacara Pemotongan Tanduk Rusa) telah mengawali musim gugur di Nara.
Baca juga: Panduan Naik Shinkansen Jepang, Termasuk Cara Beli Tiket dan Pesan Kursi
Baca juga: 15 Barang yang Wajib Dibeli di Mega Don Quijote Shibuya Jepang, Cocok Jadi Oleh-oleh
Sejak awal tahun 1920-an, upacara ini diadakan di Rokuen, dekat Kuil Kasuga Taisha di Taman Nara, atau “ Taman Rusa .”
Rokuen diciptakan untuk melindungi anak rusa yang baru lahir dan ibu mereka, dan sebuah stadion khusus dibangun untuk upacara pemotongan tanduk.
Sekarang, acara ini menarik pengunjung dari seluruh dunia dan hanya dapat dinikmati setahun sekali, dari tanggal 7 hingga 9 Oktober, selama musim kawin rusa.
Sebagai bagian dari penonton, kamu akan berdiri di barisan bertingkat yang menghadap ke upacara kuno dan bersejarah ini.
Upacara
Dilansir dari gaijinpot, Shika no Tsunokiri dimulai dengan doa khusyuk untuk keselamatan, yang dilakukan oleh seorang pendeta Shinto, yang dikenal sebagai shinkan , dari Kuil Kasuga Taisha.
Setelah tempat upacara dimurnikan, rusa jantan dilepaskan ke dalam stadion, berlari bebas melintasi lapangan.
Seko, dipersenjatai dengan alat khusus, memasuki ruangan.
Saat rusa jantan bertebaran, para seko menyiapkan salib bambu untuk dipasang dengan aman pada tanduk rusa tanpa menimbulkan bahaya.
Saat tali tersangkut pada tanduk, seko yang memegang bendera akan menahan rusa sementara rekan-rekan mereka berusaha meraihnya. S
etelah ditangkap, rusa diangkat dengan hati-hati dan diletakkan di atas goza , tikar tenun tradisional.
Baca tanpa iklan