Begitu bayi lahir, para tetua suku diajak berkonsultasi dan mereka yang berumur panjang dan sudah memenuhi kriteria dipilih untuk mati.
Baca juga: Fakta Unik Suku Bajau, Alami Mutasi Genetik hingga Dijuluki Penyelam Andal
Mereka menerima kematian sebagai nasib baik karena dianggap pengakuan atas siklus hidup dan penghormatan terhadap nenek moyang yang mewariskan adat serta kepercayaan kepada mereka.
Menurut mereka, roh dan kosmos membimbing mereka dalam memutuskan siapa yang akan mati selanjutnya.
Tidak jelas apakah orang-orang terpilih tersebut meninggal secara alami atau bagaimana mereka memberi jalan kepada bayi-bayi yang baru lahir.
Baca juga: Fakta Unik Asaro, Suku yang Menakuti Lawan dengan Topeng Menyeramkan
Afrimax English melaporkan suatu saat populasinya mencapai 100 namun tidak bertahan selama 24 jam karena dianggap penistaan.
Tidak jelas bagaimana hal ini dapat diperbaiki dengan cepat.
Karena tidak ada yang tahu siapa yang akan meninggal setelah seorang anak lahir untuk mengendalikan populasi El Molo, mereka selalu merasa gelisah.
Menariknya, jika seseorang jatuh sakit pada saat anak dilahirkan, ia menjadi gelisah meskipun bukan dia yang ditetapkan untuk meninggal.
Dikenal sangat spiritual dan memuja WAAK/WAHK, El Molo sebagian besar adalah nelayan yang bergantung pada danau Turkana untuk makanan dan penghidupan.
Kekeringan yang sering terjadi, kurangnya lahan pertanian, air minum dan makanan yang baik dilaporkan menyulitkan komunitas mereka untuk menampung lebih banyak orang.
Tidak jelas apakah mereka memberi tahu nenek moyang mereka untuk membatasi jumlah penduduk, yang diwariskan kepada mereka.
Baca juga: 3 Budaya Paling Terisolasi di Dunia, Termasuk Suku Sentinel yang Populer
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.