Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jeritan Hati Pengelola Wisata seusai Kisruh Pulau Rempang: Sempat Tak Ada Orang Berkunjung

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Pantai Melayu II Pulau Rempang Cate Batam sempat sepi dari pengunjung, Sabtu (9/9/2023).

TRIBUNTRAVEL.COM - Kisruh relokasi Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) berdampak pula pada sektor pariwisata.

Misalnya saja tempat-tempat wisata pantai di sekitar Pulau Rempang.

Kondisi Jembatan IV Barelang akses menuju Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (9/9/2023). (TribunBatam.id/Bereslumbantobing)

Biasanya saat liburan akhir pekan, pantai di Pulau Rempang ramai dikunjungi wisatawan dan menjadi momen pengelola wisata meraup rezeki.

Tapi, setelah kisruh Pulau Rempang, kunjungan wisatawan sempat menurun.

Baca juga: Tiket Pesawat Murah Palembang-Batam, Terbang Langsung Naik Lion Air Mulai Rp 646 Ribuan

Suasana wisata pantai yang berada di kawasan Pulau Rempang Cate itu mendadak sepi.

Beberapa pengelola wisata pantai yang berada di Pulau Rempang Cate pun mengeluhkan hal tersebut.

Termasuk pengelola Pantai Melayu II Rempang Cate, Regar. Diakuinya sejak polemik Rempang Cate berlangsung pengunjung pantai mendadak sepi.

“Seperti yang bapak lihat sekarang ini. Tak ada lagi orang yang berkunjung ke pantai. Kalau begini mau makan apa lagi lah kami,” ujar dia saat ditemui di Pantai Melayu II Rempang Cate, Sabtu (9/9/2023).

Menurutnya, biasanya hari Sabtu dan Minggu pengunjung pantai akan ramai.

Banyak yang datang dari Batam untuk berlibur.

Namun, dalam beberapa hari diakuinya sempat tak ada satupun pengunjung yang datang.

Gazebo dan wahana pantai pun tak ada penghuni.

“Orang yang tinggal di pantai ini tak ada yang bisa kaya, paling kami hanya nyambung hidup. Namun kalau begini ni, gimana kami mau menyambung hidup,” katanya.

Menurut dia, sepinya wisata ini imbas dari aksi tim gabungan yang memaksa masuk Pulau Rempang Cate, Kamis (7/9/2023) lalu.

Suasana pulau kala itu lantas mencekam.

Halaman
123