Ortega yang saat itu sedang berada di Malaysia memesan penerbangan ke Jerman dengan biaya sekitar 910 Dolar AS (Rp 14 juta).
Ortega mendarat di Munich dan memohon kepada pekerja Lufthansa di bandara agar mengizinkannya mencari kopernya.
"Setelah menangis dan memohon, saya bisa pergi ke salah satu ruang penyimpanan kecil," kata Ortega.
Ruangan itu hanya menyimpan tas untuk penerbangan baru-baru ini, dan karena tas Ortega telah hilang selama beberapa waktu, tas itu tidak ada di sana.
Namun Ortega belum selesai mencari.
Baca juga: Buntut Video Viral Pesawat Batik Air Mati Lampu dan AC, Manajemen Akhirnya Minta Maaf
Karena penerbangan aslinya mendarat di Frankfurt, Ortega mengira ada kemungkinan tasnya ada di sana.
Ditambah lagi, dia mengatakan dia telah membaca rumor di grup Facebook Pengaduan Lufthansa bahwa Munich sering mengirimkan bagasi yang hilang ke gudang di Frankfurt.
Jadi, ia memesan penerbangan Lufthansa dari Munich ke Frankfurt untuk hari berikutnya untuk melanjutkan pencariannya.
Penerbangan ini menghabiskan biaya 130 Dolar AS (Rp 2 juta).
Di Frankfurt, Ortega mengatakan seorang pekerja Lufthansa setuju untuk membantunya mencari di salah satu gudang bandara tempat mereka menyimpan bagasi yang hilang.
Di dalam ruangan tersebut, ia melihat ratusan tas milik penumpang.
"Saya terkejut. Bisa dibayangkan, itu rak bagasi setinggi langit-langit," ungkap Ortega.
Sayangnya, tasnya juga tidak ada di lorong koper tersebut.
Pada akhirnya, Ortega tidak dapat menemukan kopernya.
Baca juga: Detik-detik Pesawat Tersambar Petir sebelum Mendarat di Bandara
Baca juga: Terbang Naik Pesawat Buatannya Sendiri, Seorang Pilot Veteran Kecelakaan dan Ditemukan Tewas
Menurutnya, Lufthansa harus lebih bertanggung jawab atas kehilangan tasnya.
"Di dalam (koper), semuanya barang bermerek,” kata Ortega mengacu pada barang-barang desainer di kopernya.
"Bahkan celana dalamku pun bermerek," tutupnya.
(TribunTravel.com/SA)
Baca tanpa iklan