Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Konten Jilat Es Krimnya Jadi Kontroversi, Selebgram Oklin Fia Diperiksa Polisi, Ngaku Khilaf

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selebgram Oklin Fia yang menjadi viral gegara konten jilat es krim yang kontroversial.

"Termasuk umat muslim Ikhwan dan akhwat serta seluruh perempuan di Indonesia," sambungnya.

"Sejak kecil ibu saya sudah mengajarkan saya tentang agama Islam, menjadi seorang muslimah yang baik dan soleh," ucap Oklin.

"Saya juga telah membiasakan menutup aurat, mengenakan hijab sejak saya masih remaja bahkan jauh sebelum saya membuat konten di media sosial milik saya," katanya.

Oklin Fia Mengaku Khilaf

Menurutnya, kemunculannya itu sudah melewati pertimbangan yang matang, karena dirinya mengalami trauma atas hujatan yang diterimanya.

Sehingga dengan keluarnya konten tersebut, Oklin mengaku khilaf karena usianya yang masih belia.

Dia pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatan seperti itu lagi.

"Saya mensyukuri dan menyadari ini merupakan salah satu bentuk peringatan dari Allah SWT untuk saya dapat kembali ke jalan-Nya," kata dia.

Alasan Umi Pipik Laporkan Oklin Fia, Takut Moral Anak Muda Rusak

Umi Pipik melaporkan selebrgam Okin Fia yang dianggap membuat konten tidak senonoh dengan memakan eskrim di depan kemaluan laki-laki.

Laporan tersebut telah dilayangkan oleh Umi Pipik dan Marissya Icha di Bareskrim Polri.

“Hari ini Umi Pipik dan mbak Marissya Icha berkonsultasi dan melaporkan adanya dugaan tindak pornografi dan asusila yang dilakukan selebgram inisial OF,” kata kuasa hukum Umi Pipik, Raudhah Mariyah, Rabu (16/8/2023).

Keputusan tersebut setelah Umi Pipik berkonsultasi dengan majelis ta'lim seJabodetabek, sehingga mereka memutuskan untuk membuat jera Oklin Fia.

“Saya sebagai seorang pendakwah, walaupun bukan berarti saya lebih baik dari beliau ya, tapi saya di sini mendapat banyak masukan dari majelis ta’lim se-Jabodetabek yang sudah membicarakan tentang hal ini,” ucap Umi Pipik.

Umi Pipik sendiri mengaku khawatir generasi muda selanjutnya yang makin banyak mengikuti konten yang dibuat oleh Oklin Fia apabila tidak dilakukan penindakan.

Hal itu juga menjadi tujuan dirinya untuk melaporkan Oklin Fia ke polisi. Ia tidak ingin motal generasi selanjutnya akan rusak akibat konten-konten negatif tersebut.

“Anak-anak ini kan 10 atau 20 ke depan mereka yang akan memimpin, bagaimana seandainya konten-konten seperti ini bermunculan lagi? Moral anak-anak kita gimana? Sementara anak-anak semua sudah bisa mengakses social media,” ujar Umi Pipik.

Halaman
1234