Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Sedih Masabumi Hosono, Penumpang Selamat Kapal Titanic yang Justru Dikucilkan di Sisa Hidupnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kapal Titanic. Hingga saat ini, tenggelamnnya kapal Titanic menjadi peristiwa paling menarik dalam sejarah bencana maritim.

Ia menjadi salah satu dari 700 orang yang selamat dari Titanic, sementara 1.500 orang lainnya tewas.

Sayangnya, Hosono mendapat sambutan dingin dari negara asalnya.

Baca juga: Puing-puing Kapal Selam Wisata Titanic yang Meledak Telah Dibawa ke Darat, Begini Penampakannya

Dia mendapat kritik keras dari pers Jepang, yang mengutuk penumpang selamat Titanic sebagai pengecut dan memuji keberanian para korban meninggal.

Berdasarkan Metropolis Jepang, dia dipermalukan karena tidak mematuhi prinsip "perempuan dan anak-anak dulu" dan menghindari kematian yang terhormat.

Karena itu, Hosono menjadi sasaran apa yang oleh orang Jepang disebut sebagai "mura hachibu", atau pengucilan sosial.

Titanic II, replika kapal Titanic. Pada 14 April 1912, Titanic mengalami kecelakaan mematikan ketika kapal menabrak gunung es (Facebook.com/ OfficialTitanicII)

Baca juga: Setahun setelah Tragedi Titanic, Sebuah Keluarga yang Berduka Terima Surat dengan Isi Mengharukan

Hosono bahkan kehilangan pekerjaannya pada tahun 1914.

Meskipun dipekerjakan kembali paruh waktu, stigma mengikuti Hosono selama sisa hidupnya.

Hosono hidup dalam rasa malu sampai kematiannya karena sebab alami pada tahun 1939.

Bahkan setelah kematian Hosono, penyebutan Titanic telah dilarang di rumahnya.

Penghinaan seputar kelangsungan hidup Hosono bertahan hingga tahun 1990-an, didorong oleh publisitas negatif dari media Jepang usai film "Titanic" karya James Cameron dirilis.

Namun pada tahun 1997, sebuah tulisan mengungkap aksi Hosono dalam sudut pandang berbeda.

Tulisan tersebut menyebut bahwa Hosono justru membantu mendayung sekoci menjauh dari kapal yang tenggelam, menyelamatkan sesama penumpang.

Penemuan itu secara efektif "mengembalikan kehormatan dan kredibilitasnya," kata Matt Taylor, seorang peneliti Amerika dan cendekiawan Titanic yang menyelidiki tulisan-tulisan Hosono.

Benar saja, pengungkapan itu menarik banyak simpati publik untuk Hosono.

Catatan Hosono hingga hari ini dianggap sebagai salah satu kenangan paling detail tentang apa yang terjadi dalam tenggelamnya Titanic.

Baca juga: 5 Mitos Titanic Paling Terkenal Sepanjang Masa, Benarkah Mumi Jadi Penyebab Tenggelamnya Kapal?

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.