Sementara itu, melansir dari Tribunnews.com Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Eko Hartono merespons aksi vandalisme tulisan Depok di jalur pendakian Gua Hira.
Dengan adanya kejadian vandalisme, pihaknya menyesal dengan aksi itu.
"Dan kalau memang benar ada coretan seperti itu, kami tentunya sangat menyesalkan bahwa di tempat yang seharusnya kita ikut jaga kebersihan dan kerapian, justru malah dicoret-coret," ungkap Eko saat dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (25/7/2023).
Pihak KJRI sejauh ini belum melakukan verifikasi dengan adanya kasus yang memalukan ini.
Video yang dikirim seseorang didapatkan KJRI Jeddah.
Baca juga: Turis Lakukan Aksi Vandalisme di Batuan Kuno, Pengelola Sebut Tak Bisa Diperbaiki
Sehingga, KJRI Jeddah belum mengetahui siapa pelaku dari aksi vandalisme tersebut.
"Jadi memang belum kami verifikasi, walaupun sepertinya benar demikian adanya (WNI). Kami tidak tahu siapa pelakunya, apakah WNI pemukim atau jemaah umrah atau haji," ungkap Eko.
KJRI Jeddah dalam kesempatan ini mengimbau kepada setiap orang selalu menjaga kebersihan saat mengunjungi Gua Hira.
"Lebih penting adalah agar siapapun turut menjaga tempat seperti Gua Hira yang menjadi tempat diturunkannya Al Quran," kata Eko.
Aksi Vandalisme Rusak Lukisan Gua Kuno Berusia 30.000 Tahun
Tak hanya di Gua Hira, aksi vandalisme juga diketahui pernah dilakukan di lukisan gua kuni yang berusia 30.000 tahun.
Wilayah gurun Nullarbor Plain yang hampir tidak berpohon di Australia selatan berisi beberapa karya seni kuno paling penting di negara ini: serangkaian lukisan jari Zaman Es di dinding batu kapur Gua Koonalda yang berusia hampir 30.000 tahun.
Namun dalam apa yang disebut sebagai "kehilangan besar dan tragis", pemilik tradisional gua baru-baru ini menemukan bahwa karya seni kuno telah dirusak dan tidak dapat diperbaiki.
Dilansir dari allthatsinteresting, arkeolog Keryn Walshe, yang berspesialisasi dalam situs Aborigin kuno, menjelaskan, “Permukaan gua sangat lembut. Tidak mungkin menghapus grafiti tanpa merusak karya seni di bawahnya.”
Baca juga: Terparkir di Bandara, Pesawat Air France Terkena Aksi Vandalisme Pengunjuk Rasa
Menurut Walshe, karya seni itu "sangat penting" bagi orang Mirning dan "unik di Australia", karena telah terdaftar sebagai situs warisan nasional pada tahun 2014 karena hal ini.