Kini, Museum Ambarawa menampilkan koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan RI yang meliputi sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi.
Beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage seperti 26 Lokomotif Uap, 4 Lokomotif Diesel, 5 Kereta dan 6 Gerbong dari berbagai daerah.
Pengunjung juga dapat menikmati perjalanan wisata dengan menaiki Kereta Api Wisata relasi Ambarawa-Tuntang (PP) dengan lokomotif uap maupun kereta diesel vintage.
Selain itu, terdapat rute kereta Api Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (PP) yang menggunakan lokomotif uap bergigi untuk melewati rel bergerigi.
Rel bergerigi tersebut satu-satunya yang masih aktif di Indonesia.
Selain menjadi tempat wisata sejarah, museum ini dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan, Pemotretan, Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop dan sebagainya.
Baca juga: Kereta Api Komersial Kini Bisa Disewa untuk Rombongan Liburan, Simak Syarat dan Caranya
2. Museum Kereta Api Sawahlunto
Museum Kereta Api Sawahlunto merupakan sebuah museum yang berlokasi di kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Museum ini menampilkan sejarah dan warisan perkeretaapian yang berhubungan dengan pertambangan batu bara di daerah tersebut.
Alasan utama pembangunan awal kereta api di Sumatera Barat adalah sebagai sarana pengangkutan batu bara di Ombilin, Sawahlunto.
Sebelumnya, tahun 1867 dilakukan penelitian oleh seorang ahli geologi W.H. de Greeve dan setahun kemudian ditemukan kandungan batu bara di Ombilin.
Sejarah museum ini berawal dari pembangunan jalur kereta api oleh perusahaan kereta api negara Sumatra Staatsspoorwegen (SSS).
Pembangunan tersebut dimulai dari Teluk Bayur-Padang Panjang-Bukit Tinggi dan Padang Panjang-Sawahlunto.
Sampai tahun 1892 jalur kereta sudah mencapai Muara Kalaban.
Demi menjangkau lokasi pertambangan batu bara Sawahlunto, pembangunan jalur kereta api dilanjutkan dari Halte Muara kalaban berbelok ke arah utara dengan melalui sebuah terowongan dan jembatan yang melintasi Sungai Lunto sepanjang 30 meter.