Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Cara Masinis Selamatkan Ratusan Penumpang KA Brantas saat Insiden Kecelakaan di Semarang

Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kecelakaan kereta api Brantas menghantam truk tronton di palang pintu Madukoro Raya, Semarang Barat, Kota Semarang, Selasa (18/7/2023). Kondisi terkini masinis dan asisten masinis KA Brantas usai kecelakaan menabrak truk tronton di Semarang, alami syok hingga diminta istirahat total.

TRIBUNTRAVEL.COM - Kecelakaan KA Brantas di Semarang, Jawa Tengah terjadi belum lama ini.

KA Brantas diketahui menabrak truk tronton yang terhenti di rel dan memicu ledakan pada Selasa (18/7/2023) malam.

Patut diacungi jempol keberanian masinis kereta api (KA) Brantas yang ternyata sempat meminta penumpangnya evakuasi setelah terjadi kecelakaan. (Kolase TribunJakarta)

Insiden kecelakaan KA Brantas itu pun viral di medsos setelah rekaman videonya beredar di media sosial.

Untung saja, tak ada korban jiwa dalam kecelakaan KA Brantas tersebut.

Baca juga: Alasan Kenapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak, KAI Beri Penjelasan

Di sisi lain, ternyata ada campur tangan masinis yang turut membantu menyelamatkan penumpang dari kecelakaan.

Cara masinis dan asistennya menyelamatkan penumpang KA Brantas pun viral.

Hingga kini belum ada keterangan langsung dari masinis KA Brantas Budi Winarno (34) dan asisten masinis, Ari Wibowo (36) terkait kejadian tersebut.

Namun, Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Ixfan Hendri Wintoko mengungkap cerita masinis KA Brantas dan asistennya saat terjadi kecelakaan yang memicu ledakan itu.

Dia mengatakan keduanya berada di lokomotif saat insiden terjadi.

Baca juga: Evakuasi Lokomotif KA Brantas dan Truk Selesai, Jalur Kereta Api Semarang Kembali Normal

Kondisi kecelakaan kereta api Brantas KA 112 menghantam truk trailer tanpa muatan di palang pintu Madukoro Raya, Semarang Barat, Kota Semarang,Selasa (18/7/2023) sekira pukul 19.31 WIB. Kondisi terkini jalur sudah bisa dilalui normal namun dengan kecepatan terbatas. (Tribun-Pantura.com/Iwan Arifianto)

Asisten masinis langsung bergegas ke belakang memberikan informasi kejadian kepada pelanggan.

Selain itu juga meminta penumpang di gerbong eksekutif 1 untuk bergeser ke gerbong paling belakang.

“Yang jelas masinis dan asisten masinis sempat menyelamatkan diri. Kemudian yang salah satunya, yang asisten masinis bisa memberitahukan kepada eksekutif 1 yang di belakangnya itu agar penumpang bergeser ke gerbong paling belakang,” katanya saat ditemui di kantornya, Kamis (20/7/2023).

Pihaknya menyampaikan tindakan masinis KA Brantas dan asistennya telah sesuai dengan prosedur operasi standar (standard operating procedure/SOP).

“Ada sekitar 626 penumpang kemarin. Jadi tindakan yang dilakukan masinis untuk menyelamatkan kondisi dirinya dan lokomotif yang dibawa sudah sesuai SOP,” katanya.

Beruntung, lokasi kejadian dekat dengan Damkar sehingga api bisa segera dipadamkan.

Baca juga: Detik-detik Mencekam KA Brantas Tertemper truk, Perjalanan Kereta Api Lainnya Sempat Tersendat

“Itu untuk antisipasi ada kobaran api yang semakin meningkat. Ternyata alhamdulilah di situ dekat damkar jadi bisa langsung dilakukan tindakan."

"Jadi pindah ke belakang sudah setelah crash (tabrakan),” jelasnya.

Ixfan mengatakan masinis KA Brantas dan asistennya telah mendapatkan pengecekan kesehatan.

“Kondisi fisik diperiksa alhamdulilah baik. Cuma kami memberikan waktu istirahat kepada masinis karena ada unsur trauma, gangguan psikologis. Jadi kemarin hingga saat ini masih dalam rentang waktu istirahat,” bebernya.

Terkait kemungkinan keduanya mendapat penghargaan khusus, dia akan menyampaikan ke pihak perusahaan.

“Kalau itu nanti akan disampaikan ke pihak perusahaan. SOP apa yang sudah dilakukan, tindakan out of the box apa yang dilakukan."

"Jadi kalau memang sudah sesuai dengan SOP kerjanya, memang layaknya seperti itu. Tapi jika memang ada tindakan penyelamatan yang mengamankan nyawa orang banyak itu akan dikaji, layak tidaknya untuk mendapatkan apresiasi,” jelasnya.

Baca juga: Ganjar Pranowo Pantau Langsung Proses Pembersihan Pasca Kecelakaan Kereta Api vs Truk Tronton

Kecelakaan KA Brantas dengan truk di Semarang, Jawa Tengah malam ini pada Selasa (18/7/2023). Berikut fakta kecelakaan kereta tabrak truk di Semarang. (TribunJakarta/Twitter @sahabat_kereta)

Alasan Kenapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak, KAI Beri Penjelasan

Kejadian tabrakan antara kereta api (KA) Brantas dan truk tronton di Semarang sempat membuat heboh warganet.

Diketahui pada Selasa (18/7/2023), KA Brantas mengalami tabrakan hebat dengan truk hingga menyebabkan kebakaran.

Insiden kecelakaan KA Brantas berlangsung cukup dramatis sehingga membuatnya viral di media sosial.

Hal ini lantas membuat banyak orang bertanya-tanya, kenapa kereta api tak bisa berhenti secepetnya untuk menghindari kecelakaan?

Menjawab pertanyaan tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) lantas angkat bicara.

Melalui Instagram resmi @kai121_ , KAI mengatakan bahwa kereta api memang tidak bisa mengerem secara mendadak.

Hal ini berkaitan dengan faktor rangkaian kereta api yang panjang dan berat.

Jadi semakin panjang dan berat rangkaian kereta api, maka jarak yang dibutuhkan untuk dapat benar-benar berhenti juga semakin panjang.

KAI mengatakan, kereta api di Indonesia rata-rata memiliki 8 sampai 12 rangkaian untuk kereta penumpang.

Sementara itu beratnya sendiri bisa mencapai hingga 600 ton, belum termasuk penumpang dan barang bawaannya.

Dilihat dari kondisi tersebut, maka kereta api juga membutuhkan tenaga yang besar untuk bisa berhenti dengan sempurna.

"Pengereman yang dipakai pada KA, saat ini menggunakan jenis rem udara," jelas KAI.

"Cara kerjanya adalah dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi," tambah KAI.

KAI menjelaskan, cara kerja pemberhentian pada kereta terjadi saat masinis mengaktifkan sistem pengereman.

Setelah itu udara akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat friksi pada roda.

Nantinya friksi inilah yang akan membuat kereta api berhenti sesuai pada titik yang sudah ditentukan.

KAI mengatakan, rangakaian kereta pada dasarnya sudah dilengkapi dengan rem darurat.

Baca juga: 2 Kecelakaan Kereta Api Terjadi dalam Sehari, Gegara Truk Mogok, Ada di Lampung dan Semarang

Namun perlu diketahui juga bahwasanya rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak.

"Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar, untuk menghentikan kereta lebih cepat," jelas KAI.

"Jadi, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat untuk melakukan pengereman," tambah KAI.

Selain soal berat dan panjang, ada juga faktor lain yang berpengaruh pada jarak pengereman kereta api.

Di antaranya:

1. Kecepatan kereta api (semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengereman)

2. Kemiringan/lereng (gradient) jalan rel

3. Persentase gaya pengereman

4. Jenis kereta api (kereta penumpang/barang)

5. Jenis rem (blok komposit/blok besi cor)

6. Kondisi cuaca

Melalui faktor-faktor yang memengaruhi jarak pengereman, kemudian dapat dibuat rumus untuk menghitung jarak pengereman.

Mengingat kereta api di Indonesia memakai sistem pengereman udara, maka rumus yang dipakai adalah rumus minden, yaitu sebagai berikut.

Berikut adalah contoh simulasi jarak yang dibutuhkan lokomotif untuk berhenti.

Sebagai infromasi, perhitungan di atas adalah simulasi di wilayah Daerah Operasi 8 Surabaya. 

Perhitungan dapat berbeda, tergantung faktor-faktor yang memengaruhi jarak pengereman seperti yang dijelaskan di atas.

Bisa Berakibat Fatal

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya kalau rem pada kereta api bekerja dengan tekanan udara.

Di mana rem pada roda akan dihubungkan ke piston dan susunan silinder.

Saat pengereman terjadi, mekanisme yang mengurangi tekanan udara pada kereta api akan memaksa rem mengunci dengan roda.

Jika tekanan dilepaskan secara tiba-tiba, maka akan menyebabkan pengereman yang tidak seragam.

Sehingga rem bekerja lebih dulu dari titik keluarnya udara dan bisa berakibat fatal.

Apabila hal ini terjadi dapat menyebabkan kereta dan gerbong tergelincir atau terseret atau terguling.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Terkuak Cara Masinis KA Brantas Selamatkan Penumpang, Langsung Gerak Cepat Lihat Truk di Rel