"Orangnya sudah paham jam operasional kita kapan, orangnya itu pengen solusi," imbuhnya.
Menurut Gibran, masyarakat hanya butuh solusi terkait permasalahan administrasi pemerintahan yang dibutuhkan.
"Solusine gimana? Ya kalau orangnya cuma bisa di luar jam kerja pemkot, otomatis kita harus mengalah, ketemuan di luar jam kantor, atau ketemuan di mana, atau jemput bola," jelasnya.
"Warga itu dilayani secara maksimal, tidak malah 'ya bisanya jam segini bapak ibu, kalau nggak ya datang besok'. Nah itu tidak memberikan solusi," ujar Gibran.
Baca juga: Gibran Rakabuming Pamer Foto Bareng Zayyan Idol Kpop Asal Indonesia, Posenya Jadi Sorotan
Terakhir, Gibran mengingatkan bahwa upah ASN berasal dari pajak masyarakat.
"Saya tahu kok semua di sini ada aturan, tapi kalau aturan itu menyulitkan warga ya setidaknya agak fleksibel," ucap Gibran.
"Wong kita di sini digaji dari pajak dari warga, jadi warga itu harus dinomorsatukan," tutupnya.
Gibran tanggapi mahalnya harga teh di Solo Safari
Gibran kerap merespon keluhan warga yang dilayangkan melalui media sosial.
Sebelumnya, Gibran menanggapi keluhan wisatawan yang mengatakan bahwa harga minuman teh di Solo Safari sangat mahal.
Salah satu akun Twitter sempat membocorkannya dengan mengunggah foto struk restoran tersebut.
Dalam struk itu, terlihat teh hangat satu gelas dihargai Rp18 ribu.
Baca juga: Puan Makan Bareng Gibran di Solo, Nikmati Sumber Bestik Pak Darmo yang Jadi Langganan Putri Megawati
Harga teh hangat yang dianggap terlampau dari batas kewajaran itu mendapatkan respons dari netizen lain.
"Es teh jumbo e 3.000 iki 18k," cuit seorang wisatawan melalui Twitter.
Menanggapi nyinyiran netizen tersebut, Gibran menegaskan bakal segera merevisi daftar harga yang diterapkan restoran di Solo Safari tersebut.