TRIBUNTRAVEL.COM - Melompat keluar dari pesawat tanpa parasut, kamu tidak perlu gelar PhD untuk mengetahui bahwa itu adalah ide yang buruk.
Satu alasan yang cukup jelas adalah karena konsekuensi mematikan dari aksi semacam itu.
Baca juga: Pramugari Meninggal Dunia saat Mengudara, Pesawat Lakukan Pendaratan Darurat
Baca juga: Viral Penumpang Melahirkan di Pesawat Jakarta-Surabaya, Prosesnya Sukses Dibantu MUA Asal Malang
Namun, bagaimana jika, secara kebetulan, kamu harus melompat keluar dari pesawat yang sedang bergerak?
Berapa peluang untuk selamat dari jatuh bebas dari ribuan kaki di atas tanah?
Baca juga: Penerbangan Delay 18 Jam, Pria Sabar Menunggu & Jadi Satu-satunya Penumpang di Pesawat
Baca juga: Heboh Ban Pesawat Meledak saat Lepas Landas, 11 Penumpang Dilaporkan Terluka
Pertama, mari berharap skenario seperti itu tidak pernah muncul.
Dengan parasut aktif, kamu masih bisa berharap untuk mendarat dengan selamat, tetapi melompat keluar dari pesawat tanpa parasut jelas merupakan pilihan terakhir, jadi ini hanya boleh dipertimbangkan ketika tidak ada pilihan lain yang layak untuk melarikan diri dari pesawat yang "jatuh".
Namun, jika harus melompat, sering kali disarankan untuk mencari genangan air yang besar, seperti laut atau sungai, lalu coba arahkan kejatuhan kamu ke sana.
Bahkan jika melakukan semua itu dengan sempurna, seberapa besar peluang kamu untuk bertahan hidup?
Dilansir dari scienceabc, sebelum benar-benar melompat keluar, kamu harus mencoba menemukan objek besar yang dapat kamu 'kendarai' saat terjun bebas.
Dengan kata lain, jadilah 'pengendara reruntuhan' (istilah yang diciptakan oleh Jim Hamilton, seorang sejarawan yang menyusun database online dari setiap kejatuhan manusia yang bisa dibayangkan).
Peluang untuk selamat dari terjunan mematikan seperti itu mungkin sedikit meningkat ketika kamu entah bagaimana dilapisi oleh puing-puing semi-pelindung yang akan menyerap sejumlah besar energi yang akan kamu alami saat mendarat di permukaan air.
Seorang wanita bernama Vesna Vulovic (seorang pramugari dari Yugoslavia) benar-benar selamat dari kejatuhan 10.160 meter (sedikit lebih dari 10 kilometer) ketika DC-9 meledak di udara.
Faktanya, dia terdaftar di Guinness Book of World Records untuk kelangsungan hidupnya yang ajaib.
Dia dijejalkan di antara troli katering, tubuh anggota kru lain, dan bagian ekor pesawat, yang semuanya menyerap sebagian energi tumbukan yang akan dia alami sendiri seandainya dia jatuh tanpa benda-benda ini mengelilinginya.
Yang cukup menarik, hal pertama yang dia minta setelah dia bangun dari komanya adalah sebatang rokok.
Baca juga: 2 Pria Bikin Onar di Pesawat, Mabuk dan Teriaki Penumpang sampai Pesawat Terpaksa Dialihkan