Satu di antaranya bahkan jadi primadona bagi wisatawan, yakni birdwatching.
Birdwatching merupakan kegiatan pengamatan burung yang dilakukan di alam liar atau habitat asli mereka.
Baca juga: 4 Pantai di Lombok Cocok untuk Snorkeling, Jelajah Pesona Bawah Laut di Pantai Senggigi
Terdapat beberapa spesies burung yang habitatnya ada di TWA Kerandangan.
Beberapa bahkan masuk dalam kategori terancam punah seperti Elang Flores (Nisaetus floris).
Selain itu, ada pula Celepuk Rinjani (Otus jolandae) dan Cekakak Kalung-Cokelat (Todiramphus australasia), yang keduanya masuk dalam status hampir terancam.
Terdapat juga Kehicap Ranting, Cekakak Sungai, Raja Udang Biru dan masih banyak lagi.
"Total ada 56 jenis burung yang sampai saat ini terdata di kawasan ini," ujar Wahyudi Amin, petugas di TWA Kerandangan.
Daya tarik inilah yang membuat TWA Kerandangan kian populer sebagai salah satu destinasi pilihan wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata alam.
Khususnya bagi mereka yang memiliki minat khusus atau ketertarikan kepada satwa.
"Itu baru jenis burung, TWA Kerandangan juga 'rumah' untuk deretan satwa lainnya seperti ular juga kupu-kupu. Terdata 11 jenis ular yang tiga di antaranya jenis berbisa. Yakni ular jenis viper dan kobra," kata Wahyudi.
Baca juga: Uniknya Air Terjun Asin di Pantai Nambung, Destinasi Anti Mainstream di Lombok Barat
Wahyudi yang menjadi salah satu inisiator pengembangan wisata minat khusus di TWA Kerandangan awalnya tidak mengetahui jika ragam flora dan fauna di TWA memiliki potensi nilai jual pariwisata yang tinggi.
Kala itu di penghujung tahun 2012, Wahyudi yang belum lama memulai tugasnya sebagai tenaga kontrak di TWA Kerandangan mendapati seorang wisatawan asal Australia datang seorang diri membawa teropong.
Kepada Wahyudi, wisatawan itu mengatakan ingin melihat burung-burung yang terbang liar di kawasan TWA Kerandangan.
"Akhirnya saya hanya menemani dia sampai ke dalam hutan. Saya mengikuti aktivitasnya melihat burung-burung dan menikmati setiap kemunculan,” ungkap Wahyudi.
Tidak berhenti sampai di situ, beberapa hari setelahnya, datang lagi wisatawan lain yang membawa kamera dengan lensanya yang besar.
Baca tanpa iklan