Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Idap Kondisi Langka, Seorang Pria Berusia 80 Tahun Merasa Hidup di Hari yang Sama Secara Berulang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pria mengidap kondisi deja vecu. Deja vecu diyakini sebagai komplikasi penyakit Alzheimer. Penyakit ini membuat kesan terus-menerus bahwa setiap pertemuan baru hanyalah pengulangan dari pengalaman sebelumnya.

“Setiap hari adalah pengulangan dari hari sebelumnya,” kata pasien tersebut kepada tim peneliti.

Baca juga: Video Viral Detik-detik Jembatan di India Ambruk, Pernah Runtuh Dua Kali

“Ke mana pun saya pergi, orang yang sama berada di pinggir jalan, mobil yang sama di belakang saya dengan orang yang sama di dalamnya. Orang yang sama keluar dari mobil dengan pakaian yang sama, membawa tas yang sama, mengatakan hal yang sama, tidak ada yang baru,” imbuhnya.

Menurut studi kasus yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Case Reports, pada suatu saat, pria tersebut menghubungi seorang teknisi TV karena berulang kali menayangkan berita yang sama.

Ilustrasi pria mengidap kondisi deja vecu. Deja vecu diyakini sebagai komplikasi penyakit Alzheimer. Penyakit ini membuat kesan terus-menerus bahwa setiap pertemuan baru hanyalah pengulangan dari pengalaman sebelumnya. Para ilmuwan tidak tahu pasti apa yang menyebabkan deja vecu, tetapi beberapa percaya bahwa itu ada hubungannya dengan disfungsi hippocampus. (Flickr/Bernal Saborio)

Baca juga: Video Viral Detik-detik Mobil Masuk Teras Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Ngaku Bawa Orang Tua

Pada kesempatan lain, ia yakin e-reader miliknya rusak karena terus menampilkan halaman buku yang sama.

Berusaha sekuat tenaga, keluarganya tidak dapat meyakinkan pria itu bahwa dia hanya berkhayal.

Para ilmuwan tidak tahu pasti apa yang menyebabkan deja vecu, tetapi beberapa percaya bahwa itu ada hubungannya dengan disfungsi hippocampus.

Hippocampus merupakan bagian otak yang membantu mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang.

Penderita sering tidak mengerti apa yang terjadi pada mereka, dan mereka dapat mengembangkan keyakinan salah seperti delusi untuk membenarkan persepsi mereka.

Para penulis mencatat bahwa, dua tahun setelah timbulnya deja vecu, "gejala confabulation recollective pria tetap menyebar dan mengganggu," tetapi "ia terus tinggal di rumah dan tetap mandiri dengan perawatan diri".

Setelah memeriksa cairan serebrospinal pria itu, dokter menemukan penurunan kadar protein amyloid beta-42 tetapi peningkatan kadar protein tau, yang mengindikasikan penyakit Alzheimer.

Baca juga: Viral Video Influencer Tewas setelah Terima Tantangan PK di Siaran Live

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.