Kedua pemandu kemudian bergiliran menggendong pria itu di punggung mereka.
Baca juga: Pecahkan Rekor Dunia, Pria Ini Taklukkan Puncak Gunung Everest Sebanyak 25 Kali
“Menyelamatkan satu nyawa lebih penting daripada berdoa di biara,” kata Gelje.
Setelah mencapai Camp III, pendaki diterbangkan ke basecamp.
Selama musim pendakian Maret hingga Mei 2023, setidaknya 12 pendaki dari 478 izin yang dicabut telah meninggal dunia, yang merupakan jumlah tertinggi selama delapan tahun.
Sementara itu, lima pendaki masih berstatus hilang.
Sekilas Tentang Suku Sherpa
Di pegunungan Himalaya, ada orang-orang Tibet yang tinggal di bagian timur laut negara Nepal.
Mereka adalah orang-orang suku Sherpa.
Melansir Bobo.grid.id, suku Sherpa dikenal karena kemampuannya bertahan hidup di tempat yang suhunya dingin.
Dalam bahasa Tibet, “Sherpa” disebut “Shar Pa” yang artinya orang-orang dari timur.
Baca juga: Keren! Sampah yang Ada di Gunung Everest Ini Akan Diubah Jadi Karya Seni
Pada zaman dulu, suku Sherpa memiliki gaya hidup nomaden, mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Namun sekarang, suku Sherpa menetap di satu tempat.
Orang-orang Sherpa ini suka memandu para pendaki yang ingin mencapai puncak Everest.
Rupanya, orang-orang Sherpa memiliki kemampuan lebih untuk bertahan pada ketinggian dan cuaca yang sangat dingin.
Banyak penelitian yang mempelajari kemampuan bertahan hidup suku Sherpa ini.