Mereka mengambil satu sampel kotoran dari lubang pembuangan di Rumah Ahiel, tepat di luar Yerusalem, dan tiga sampel dari lubang pembuangan di Armon ha-Natziv, yang berjarak sekitar satu mil ke selatan, dan menggunakan perangkat ELISA untuk memeriksa sampel, menguji Entamoeba, Giardia, dan Cryptosporidium — semuanya merupakan penyebab paling umum wabah disentri.
Sementara tes untuk Entamoeba dan Cryptosporidium negatif, para ahli menemukan hasil positif saat menguji antigen yang dibuat oleh Giardia.
Antigen tersebut adalah protein dinding kista yang dikeluarkan oleh G. duodenalis , parasit berbentuk buah pir yang menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh kotoran orang atau hewan yang terinfeksi.
Baca juga: Viral Penjaga Toilet di Alun-alun Kidul Jogja Pamer Alat Kelamin, Pelaku Sudah Diamankan Polisi
Kota-kota kuno seperti Yerusalem akan menjadi sarang penyebaran jenis infeksi ini, terutama oleh pedagang atau tentara keliling, catat studi tersebut.
Meskipun seseorang yang terinfeksi G. duodenalis biasanya sembuh dengan cepat, parasit tersebut menyebabkan gangguan pada lapisan usus orang tersebut.
Akibatnya, mikroorganisme berbahaya lainnya dapat masuk ke usus, yang dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.
“Kami tidak dapat mengatakan jumlah orang yang terinfeksi berdasarkan sampel sedimen dari jamban komunal,” kata penulis utama studi Piers Mitchell, spesialis penelitian paleo-parasit, kepada Live Science. "Ada kemungkinan toilet telah digunakan oleh keluarga dan staf, tapi itu hanya kemungkinan, karena tidak ada catatan yang menggambarkan etiket sosial semacam itu."
Contoh lain dari G. duodenalis sebelumnya telah diidentifikasi sepanjang sejarah kuno, termasuk di Turki era Romawi dan Israel abad pertengahan, tetapi penemuan ini menandai kejadian tertua yang dapat diidentifikasi.
Masuk akal juga bahwa penyakit itu akan tersebar luas di seluruh wilayah kuno di Timur Tengah.
Itu adalah area pertama di mana manusia membangun pemukiman jangka panjang, memelihara hewan, dan membangun kota besar tempat sekelompok besar orang berkumpul bersama.
Dengan populasi manusia dan hewan yang begitu tinggi, dan praktik sanitasi yang buruk, penyakit menyebar dengan cepat dan mudah tanpa ada cara nyata untuk melawannya.
Seperti yang dicatat oleh para peneliti dalam penelitian ini, lebih banyak penelitian dengan ELISA tentang bagaimana G. duodenalis menyebar ke seluruh masyarakat kuno suatu hari nanti dapat membantu mengidentifikasi dari mana mikroorganisme pertama kali berasal.
Ambar/TribunTravel