TRIBUNTRAVEL.COM - Pernahkah kamu membayangkan sebuah pesawat di tengah sawah?
Meski terdengar aneh, nyatanya ada rumah berbentuk pesawat yang dibangun di tengah sawah.
Baca juga: Asiana Airlines Tutup Penjualan Kursi Dekat Pintu Darurat Pesawat, Buntut Video Viral Baru-baru Ini
Baca juga: Tiket Pesawat Murah Semarang-Jakarta untuk Libur Sekolah, Cek Pilihan Maskapai dan Tarifnya
Bukan perkara mudah membangun rumah pesawat di tengah area persawahan.
Butuh 30 tahun untuk bisa mewujudkan impian membangun rumah pesawat di tengah sawah.
Baca juga: Tiket Pesawat Murah Jakarta-Semarang Juni 2023, Cek Harga dan Jam Keberangkatannya
Baca juga: Bikin Hebon, Penumpang Nekat Buka Pintu Darurat saat Pesawat Hendak Mendarat ke Bandara
Chrach Peou (43) membangun rumah berbentuk pesawat dari hasil menabungnya selama 30 tahun.
Chrach Peou merupakan seorang warga Kamboja.
Ia membangun rumah dengan bentuk pesawat di tengah ladang meski seumur hidupnya dia tidak pernah terbang.
Desain rumah Chrach Peou tersebut sangat mirip dengan pesawat, lengkap dengan sayap, sirip ekor, roda pendarat, bahkan "mesin jet".
Dilansir dari AFP via Kompas.com, Senin (29/5/2023), rumah pesawat Chrach Peou terletak di tengah sawah di dekat kota Siem Reap, pintu gerbang ke kompleks Candi Angkor Wat.
Untuk membangun rumah pesawat impiannya itu, Chrach Peou menghabiskan tabungannya sekitar 20.000 dollar AS (Rp 303 juta) dan membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk membangunnya.
Uang itu berasal dari kegigihan Chrach Peou, yang bekerja sebagai pekerja konstruksi, dengan menabung selama 30 tahun.
“Ini adalah impian saya sejak masih muda, jadi saya senang bisa mencapai tujuan saya,” kata Peou.
Adapun rumah pesawat Chrach Peou memiliki dua kamar tidur dan dua kamar mandi.
Rumah ini berdiri tegak di atas tiang setinggi enam meter di atas ladang.
Baca juga: Bau Terbakar Muncul, Pesawat Terpaksa Dialihkan dan Mendarat Darurat
“Kami bisa tinggal di sini, tidur di sini, pakai kamar mandi di sini, dan makan di sini seperti di pesawat. Ini milik saya, saya sangat senang,” kata Chrach Peou kepada AFP.