Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Viral Kawanan Monyet Serbu Pemukiman Warga, Sikat Habis Umbi-umbian, Buah & Sayur di Kebun

Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kawanan monyet. Warga Sukabumi, Jawa Barat dibuat geger karena kawanan monyet menyerbu pemukiman dan menghabiskan hasil panen buah hingga sayuran di kebun.

Ernalia mengingatkan masyarakat jangan sampai membunuh gerombolan monyet tersebut.

" jika sampai membunuh, nanti mereka akan menjadi dendam dan lebih banyak menyerang warga lagi," pungkasnya.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Monkey Forest Ubud 2022, Tempat Wisata di Bali yang Jadi Rumah Bagi Ribuan Monyet

Monyet Bawa Pisau Teror Warga Kota, Berkeliaran dan Duduk di Balkon Pusat Perbelanjaan

Teror monyet di pemukiman warga bukan kali pertama ini terjadi.

Tahun lalu, seekor monyet membawa pisau dan menjadi teror bagi warga kota.

Monyet dengan pisau tersebut berkeliaran dan duduk di balkon pusat perbelanjaan.

Video kemunculan monyet yang bawa pisau tersebut menimbulkan teror dan ketakutan warga kota yang melintas.

Dilansir dari DailyStar, Sabtu (25/6/2022), monyet yang membawa pisau itu muncul dari Corrente, Piau, Brasil.

Dalam rekaman, monyet itu bertengger di balkon di pusat perbelanjaan kota dengan tangan memegang pisau seukuran tubuhnya.

Pertama monyet tersebut melambaikan pisau seolah-olah mengancam orang yang lewat dan kemudian tampaknya mengasahnya di dinding batu.

Penduduk setempat Alessandro Guerra yang merekam video itu mengatakan monyet tersebut telah melakukan kerusuhan di kota selama seminggu.

Baca juga: Monyet Jadi Pemilik Lahan Seluas 32 Hektar di India, Kok Bisa?

Ilustrasi monyet. (Flickr/SoonCMs-Photography)

"Sudah membuat kekacauan. Atapnya sudah rusak dan minggu ini muncul dengan pisau ini," katanya.

Tetapi tampaknya meskipun bersenjata lengkap dan terlihat mengancam, monyet itu tidak ingin menyerang orang.

"Ini memungkinkan orang menyentuhnya, bahkan pergi ke rumah mereka dan banyak yang telah mengambilnya dengan tangan," kata Alessandro, yang menambahkan bahwa penduduk terbagi atas kehadiran primata.

Dia berkata, "Mereka yang menderita kekacauan khawatir, karena mereka tidak dapat membiarkan pintu atau jendela mereka terbuka."

Halaman
123