Sementara itu, Bendungan Mengkuang yang memiliki daya tampung besar yang semula terisi di atas 90 persen hanya terisi 88,2 persen.
Akibat sungainya yang mengering, Ketua Menteri Penang, Chow Kon Yeuw mengimbau warganya menghemat air.
Chow Kon Yeuw menegaskan bahwa air bagi penduduk setempat hanya cukup untuk bertahan selama 120 hari lagi atau kurang dari 4 bulan.
Selain itu, menurut Presiden Pemantau Air Penang, Dr Chan Ngai Weng menuturkan penggunaan air harian Penang perkapita melonjak.
Baca juga: Video Viral di TikTok, Mobil Pajero Terjebak di Pantai Timbis Bali, Sopirnya Ternyata Bule Mabuk
Dr Chan Ngai Weng menerangkan bahwa penggunaan air harian Penang melonjak hingga 300 liter tahun lalu, menjadi yang tertinggi di negara Malaysia.
“Tarif pun harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air,” ungkap Dr Chan.
Menurut Dr Chan, banyak penduduk yang menyalahkan pemerintah Penang dan Pemasok Air Penang atas situasi yang melanda saat ini.
Untuk membantu pemulihan, langkah-langkah selanjutnya meminta bantuan Pemerintah Federal.
Arkeolog Temukan Reruntuhan Kota Kuno setelah Kekeringan Ekstrem Melanda Irak
Tak hanya Malaysia, kekeringan juga sempat terjadi di Irak tahun lalu.
Kekeringan ekstrem baru saja melanda Irak hingga mengakibatkan turunnya permukaan air di Sungai Tigris.
Fenomena tersebut lantas membuat reruntuhan kota kuno berusia 3.400 ditemukan secara tiba-tiba oleh para arkeolog.
Menurut laporan pers Universitas Eberhard Karls Tübingen di Jerman, reruntuhan kota kuno itu ditemukan oleh arkeolog Jerman dan Kurdi beberapa waktu lalu.
Baca juga: Video Viral di TikTok, Mobil Terobos Masuk Mal Berputar Sambil Ngebut, Sosok Sopir Terkuak
Saat itu mereka diketahui menjelajahi situs di Kemune di Wilayah Kurdistan Irak setelah muncul di perairan waduk Mosul pada awal 2022.
Melansir laman People, reruntuhan kota kuno yang ditemukan di Sungai Tigris diperkirakan berasal dari zaman perunggu atau tepatnya pada era Kekaisaran Mittani.
Baca tanpa iklan