Jika selama ini soto disajikan dalam mangkuk, tetapi Soto sampah disajikan dalam piring.
Penampilan soto tersebut sepintas mirip dengan kebanyakan soto yang ada di Jogja, yakni memiliki kuah yang bening.
Racikan dari soto sampah terdiri dari bihun, kecambah, kobis, dan daun seledri, kemudian disiram kuah kaldu yang dicampur beragam bumbu dengan rasa rempah-rempahnya yang cukup kuat.
Tanpa ditambahi kecap ataupun sambal, Soto Sampah sudah memiliki rasa yang mantap.
"Jika soto lainnya menggunakan daging ayam, atau daging sapi, kami menggunakan kayor sapi. Hal tersebut juga yang membedakan dengan soto lainnya," tambah Wahyu.
Soto sampah sebetulnya sudah ada sejak tahun 1970-an.
Wahyu merupakan generasi ketiga penerus usaha yang dirintis oleh kakeknya.
Sejak awal mula dirintis, Soto Sampah menempati tempat yang sama, berada di depan atau berseberangan dengan SPBU Kranggan.
Lokasi tersebut hanya 100 meter utara Tugu Jogja.
"Mungkin yang membedakan kalau dulu tempatnya permanen, saat ini hanya menggunakan tenda, dan sebagian pembeli bisa menikmati soto di lesehan," ungkap Wahyu.
Untuk menikmati hidangan Soto Sampah, tersedia beragam pilihan lauk pauk, mulai dari gorengan, sate telur puyuh, tahu bacem, kepala ayam, sate usus.
Selain soto juga disediakan nasi rames yang bisa dipesan.
Seporsi Soto Sampah dibanderol seharga Rp 10.000 saja.
Soto Sampah buka setiap hari mulai pukul 07.00 - 03.00 WIB.
Lokasinya berada di Jalan Kranggan Nomor 2, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Jogja.
Baca juga: Favorit Mahasiswa, Cobain 5 Kuliner Andalan untuk Sarapan Enak di Jogja
Rekomendasi Tempat Sewa Motor di Jogja