Selain itu, ada juga 7 perjalanan KRL Solo-Jogja juga berhenti di Stasiun Solo Jebres.
Baca juga: Keunikan Stasiun Purwakarta, Ada Tempat Peristirahatan Terakhir Kereta Api Lho
Stasiun Solo Jebres pada awalnya memiliki 1 jalur persimpangan ke Stasiun Solo Kota (Sangkrah).
Namun, jalur tersebut saat ini sudah mati karena tidak terawat.
Bahkan beberapa bagian rel sudah hilang tertanam aspal jalan raya atau hilang.
Stasiun Solo Jebres ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah Kota Solo karena memiliki nilai arsitektural, sejarah dan budaya yang menggambarkan masa pembangunannya.
Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan-PT Kereta Api Indonesia (Persero) merevitalisasi bangunan tersebut agar mampu dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan akademis dan ekonomis.
Tahun 2010, Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan telah mengalokasikan anggaran untuk revitalisasi Stasiun Solo Jebres.
Dana tersebut digunakan untuk pengecatan dinding dengan warna putih, abu-abu, dan gabungan warna hijau dan prada, serta mengembalikan bentuk ubin lantai seperti semula.
Proyek ini sifatnya bukan mengubah, akan tetapi mengembalikan Stasiun Solo Jebres seperti dulu saat masih digunakan oleh pihak Keraton Surakarta.
Baca juga: Mengenal Dresin Inspeksi, Si Mungil yang Bertugas Memeriksa Jalur Kereta Api
Mengulik Stasiun Cibatu, Pernah Disambangi Charlie Chaplin
Selain Stasiun Solo Jebres, Indonesia juga memiliki stasiun unik lainnya.
Sebut saja Stasiun Cibatu yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Stasiun Cibatu didirikan pada tahun 1889.
Stasiun ini berdiri setelah diresmikannya jalur Cicalengka-Cilacap oleh Staatsspoorwegen (SS).
Pada masa kolonial Belanda, Stasiun Cibatu merupakan stasiun primadona.
Baca tanpa iklan