Sejumlah maskapai tersebut juga telah menambah kapasitas angkutan selama masa Lebaran guna memenuhi kebutuhan angkutan Lebaran masyarakat.
Lebih lanjut, untuk mengantisipasi kepadatan arus kendaraan di hari puncak arus mudik, berbagai skenario rekayasa lalu lintas telah disiapkan seperti contra flow, one way, ganjil genap, pembatasan angkutan barang, manajemen rest area dan lain sebagainya.
“Rekayasa lalu lintas tersebut akan dimulai pada 18 April 2023 mulai dari jalur tol Cikampek Km 72 sampai Gerabng Tol Kalikangkung Km 414,” kata Menhub.
Sebelumnya, Menhub Budi Karya telah melakukan pengecekan kesiapan sarana dan prasarana transportasi di Jawa Timur jelang mudik Lebaran 2023.
Berlangsung pada Jumat (7/4/2023) kemarin, Menhub Budi Karya ingin memastikan infrastruktur dan pelayanan di semua moda transportasi telah siap untuk menghadapi lonjakan pergerakan masyarakat di arus mudik dan balik lebaran.
Dalam tinjauannya, Menhub Budi Karya memberikan pengarahan kepada unit pelaksana teknis (UPT) Kemenhub yang ada di Provinsi Jawa Timur.
Di antaranya Otoritas Bandara III Surabaya, Syahbandar Utama, Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak, dan Distrik Navigasi Tanjung Perak, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Jawa Timur, Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya, Politkenik Penerbangan dan Pelayaran Surabaya.
Baca juga: Tol Cisumdawu Beroperasi Fungsional selama Mudik Lebaran 2023, Simak Jadwalnya
Dari total prediksi 123,8 juta orang yang melakukan pergerakan di masa mudik lebaran tahun ini, 62,5 persen nya atau 77,3 juta berasal dari pulau Jawa.
Provinsi Jawa Timur adalah daerah tertinggi yang menjadi daerah asal mudik yaitu sebesar 21,2 juta orang (17,1 persen) dan menjadi daerah tujuan mudik kedua tertinggi setelah Jawa Tengah yaitu sebesar 24,6 juta (19,87 persen).
“Potensi lonjakan pergerakan masyarakat yang akan mudik di Jawa Timur ini sangat tinggi, oleh karenanya kami terus berkoordinasi intensif dengan operator transportasi yang ada di sini, untuk memastikan persiapan dilakukan dengan baik, agar pelaksanaan arus mudik dan balik berjalan dengan aman dan memberikan kesan yang baik di masyarakat,” ujar Menhub Budi Karya.
Pada kesempatan tersebut, Menhub Budi Karya juga melakukan pengecekan kesiapan Bandara Juanda menghadapi lonjakan penumpang dan pergerakan pesawat di arus mudik dan balik lebaran.
Menhub Budi Karya menjelaskan, penanganan lonjakan arus mudik dan balik di moda transportasi udara relatif lebih terkendali dibandingkan dengan moda transportasi darat.
“Karena masyarakat yang datang ke bandara sudah memiliki tiket sehingga sudah dapat diketahui dari awal pergerakan penumpang dan pesawat perharinya. Tetapi tetap harus dipersiapkan dengan serius,” tutur Menhub Budi Karya.
Sejumlah langkah antisipasi lainnya juga telah disiapkan menghadapi lonjakan penumpang dan peningkatan pergerakan pesawat.
Di antaranya yakni melakukan inspeksi keselamatan atau ramp check pesawat udara mulai 11 April hingga 2 Mei 2023, mengoptimalkan pengoperasian pesawat, dan menambah jam operasional bandara.