Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pakai Jas Buat Naik Gunung hingga Main Ski, Cara Unik Pria Jepang Promosi Brand Fashion

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Nobutaka Sada, seorang penjahit dan petualang asal Jepang yang mendaki Gunung Kinabalu di Malaysia menggunakan setelan jas dan sepatu kulit.

“Mendaki Gunung Kinabalu, puncak tertinggi Malaysia, dengan baju pesanan SADA! Gunung yang lebih tinggi dari Gunung Fuji pada ketinggian 4095m!” tulis Nobutaka Sada di akun TikTok-nya.

“Saya bisa tinggal di gubuk di tengah cahaya bintang, mendaki area terjal, dan menikmati cahaya di puncak gunung!” imbuhnya.

Sosok Nobutaka Sada, seorang penjahit dan petualang asal Jepang yang mendaki Gunung Kinabalu di Malaysia menggunakan setelan jas dan sepatu kulit. (Facebook/Nobutaka Sada)

Pemandangan seorang "pengusaha" Jepang yang mengenakan jas saat mendaki Gunung Kinabalu ini menarik banyak perhatian.

Video Nobutaka Sada saat melakukan pendakian yang sulit mulai menyebar secara online dan menjadi viral.

Pengusaha Jepang itu berjanji untuk mengunggah video pengalamannya di YouTube, di mana dia biasanya memposting klip promosi dengan durasi yang lebih panjang.

Aksi unik saat mendaki gunung juga sempat dilakukan oleh Ben Conway.

Melansir TribunLifestyle, Remaja asal London, Inggris, itu mendaki Gunung Ben Nevis dengan memakai sepatu high heels.

Ia pun membuktikan suatu hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Lalu, apa sih alasan remaja itu ber-high heel-ria di medan gunung yang berbatu itu?

Rupanya, itulah sebuah cara Ben untuk melengkapi permohonan beasiswanya di School of Communication Art di Brixton.

“Aku harus memikirkan sesuatu yang sulit untuk dilakukan dan aku juga menyukai budaya tantangan. Kebetulan aku juga ikut pramuka selama 13 tahun dan aku pun mengawinkan kedua kegemaranku itu,” cerita Ben kepada The Scotsman.

Baca juga: Viral Foto Salat Id dengan Latar Gunung Sumbing dan Sindoro, Ternyata Lokasinya di Wonosobo

Kata Ben, ia memilih Gunung Ben Navis karena itu adalah gunung yang besar.

Ia pikir ia akan melakukannya dan menganggapnya perlu.

Baginya, semua itu adalah sebuah kegiatan yang spontan saja. Ia pun mendaki gunung tersebut pada 27 Juni pukul 8 pagi waktu setempat.

Selama pendakian Ben ditemani oleh seorang kawannya, Callum MacKenzie.

Halaman
123