Setelah itu, sebuah roda terlepas dari pesawat, jatuh ke landasan dan memantul dari daratan.
Menurut surat kabar Italia Corriere Della Sera, roda tersebut kemudian ditemukan di kebun anggur yang berada di ujung landasan pacu.
Kembali pada tahun 2014, Boeing 747 yang dioperasikan Virgin Atlantic juga mengalami insiden serupa.
Pesawat ini mengalami kegagalan pada roda utama luar sebelah kanan, namun dapat mendarat dengan selamat di Bandara Gatwick, Inggris.
Baca juga: Ada Ular Kobra di Bawah Kursi Pilot, Pesawat Terpaksa Mendarat Darurat
Sekilas Tentang Pesawat
Dreamlifter, dengan registrasi N718BA, adalah pesawat berusia 30 tahun.
Saat ini dioperasikan oleh Atlas Air, tetapi sejarahnya dimulai pada tahun 1989 ketika pertama kali dipesan oleh Malaysia Airlines.
Kehilangan roda menciptakan kondisi yang kurang optimal bagi Atlas Air dan Dreamlifter yang dioperasikan.
Meski demikian, pesawat bisa mendarat dengan selamat tanp ada korban jiwa.
Ini bukan pertama kalinya Boeing 747 mendarat dengan kerusakan pada roda pendarat utama.
Pesawat melakukan penerbangan pertamanya pada Agustus 1992 dan dikirimkan beberapa minggu kemudian.
Pesawat ini diubah menjadi varian Large Cargo Freighter (LCF) pada tahun 2007 ketika berpindah dari Malaysia Airlines ke Evergreen International Airlines.
Dreamlifter memiliki volume 65.000 kaki kubik, dan dapat menampung tiga kali lipat dari kargo 747-400F.
Saat ini, ada empat Boeing 747-400 (LCF) di seluruh dunia.
Semua pesawat ini dioperasikan oleh Atlas Air.
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)
Kumpulan artikel insiden penerbangan
Baca tanpa iklan