3. Kampung Arab
Kemasyhuran pamor Sunan Ampel menjadikan namanya terdengar hingga ke wilayah Timur Tengah.
Hal ini kemudian menjadikan beberapa orang Timur Tengah mulai berdatangan ke kawasan Ampel sekira tahun 1451.
Kedatangan mereka ke kawasan Ampel tak lain untuk berdagang.
Kemudian pada 1820 gelombang besar pendatang Hadhami dari daerah Hadramaut, Yaman Selatan, datang ke Surabaya.
Para pendatang tersebut lantas menempati kampung yang dekat dengan kawasan masjid dan makam Sunan Ampel.
Menyusul para pendahulu, pendatang dari Hadhami semakin bertambah di era 1900-an karena adanya guncangan politik di negara asal mereka.
Alhasil jumlah pendatang semakin banyak hingga memiliki perkampungan sendiri yang kini dikenal sebagai kampung Arab.
Baca juga: Mudik Lebaran 2023, Cek Tiket Pesawat Murah Jakarta-Surabaya dari Super Air Jet dan Lion Air
4. Belanja Pernak-pernik
Kehadiran pendatang Hadhami di kawasan Ampel pada dasarnya adalah untuk berdagang.
Maka sejak kedatangan mereka, kawasan Ampel semakin ramai karena menjadi pusat perniagaan yang cukup besar di Surabaya.
Terlebih dengan adanya Makam Sunan Ampel yang juga sekaligus menjadi magnet ramainya kunjungan wisatawan.
Berangkat dari sanalah kawasan Ampel hingga saat ini masih jadi destinasi belanja bagi wisatawan yang sedang berwisata religi.
Saat berbelanja di Ampel kamu akan dengan mudah menemukan pernak-pernik khas Arab.
Mulai dari gamis khas arab, hijab, gelang, peci, air zam-zam dan lainnya.