TRIBUNTRAVEL.COM - Rahasia mumi putri duyung misterius di Jepang yang membingungkan para peneliti selama puluhan tahun akhirnya terungkap.
Satu dari 13 "putri duyung" lainnya, mumi tersebut berasal dari tahun 1700-an ketika digunakan oleh pendeta kuil Enjuin Jepang sebagai jimat penyembuhan.
Baca juga: Rekomendasi 4 Tempat Belanja Oleh-oleh di Jepang, Terkenal Murah dan Lokasinya Strategis
Baca juga: 7 Jajanan Hits di Jepang Buat Oleh-oleh, Jangan Lupa Bawa Pulang Daifuku Mochi
Setelah 40 tahun di brankas tahan api, mumi putri duyung di Jepang diperiksa secara menyeluruh oleh para peneliti yang membuat penemuan mencengangkan.
Kisah aneh putri duyung ajaib abad ke-18
Tidak ada yang tahu persis kapan mumi berkepala manusia dan berbadan ikan itu muncul, namun sudah lama disimpan di dalam kotak dengan memo yang mengatakan bahwa ia tertangkap di jaring ikan di lepas pantai Kochi, Jepang antara tahun 1736 dan 1740.
Kemudian dibawa ke Osaka dan dijual kepada leluhur Naojo Kojima, anggota klan Bingo Fukuyama selama periode Edo.
Putri duyung tersebut menjadi pusaka keluarga Kojima hingga akhirnya berakhir di tangan kuil Enjuin.
Baca juga: Fakta Unik Matsugaoka Tōkei-ji, Kuil di Jepang Tempat Wanita Ingin Bercerai dari Suami
Baca juga: Solo Traveling di Kyushu Jepang? Jelajahi 4 Tempat Wisata Hits dan Cek Harga Tiket Masuknya
Di kuil, putri duyung disimpan dalam brankas agar tetap dalam kondisi baik, tetapi baru-baru ini mumi sepanjang 12 inci dikeluarkan dari penyimpanan untuk dipelajari oleh para ilmuwan.
Dilansir dari thevintagenews, penyelidikan dimulai pada 2 Februari 2022 di Universitas Sains dan Seni Kurashiki (KUSA) dan melibatkan sinar-X, CT scan, pengamatan mikroskopis, analisis DNA, dan penanggalan radiokarbon untuk menentukan asal mula mumi yang sebenarnya.
Terbuat dari apa sebenarnya mumi itu?
Dalam sebuah pernyataan , para peneliti menyimpulkan “semua gigi berbentuk kerucut dan ujungnya sedikit melengkung ke belakang (di dalam mulut). Rahang ikan karnivora dari spesies yang tidak diketahui.”
Tubuh makhluk itu dicat dengan pasir atau bubuk arang dan memiliki lengan “dengan lima jari dan cakar yang rata.
Tubuh bagian bawah memiliki sirip punggung, sirip [belakang], dan sirip ekor, serta bersisik.”
Penanggalan karbon mengungkapkan mumi itu dibuat sekitar tahun 1800, dan bukan tahun 1700 seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Para peneliti menyimpulkan bahwa "tubuh ikan" dari spesimen terbuat dari kain, kertas, dan kapas, sedangkan "kulit ikan buntal digunakan di lengan, bahu, leher, dan pipi".