TRIBUNTRAVEL.COM - Pasangan asal California mengajukan gugatan sebesar Rp 76 miliar kepada perusahaan tur yang berbasis di Hawaii, Amerika Serikat.
Hal itu terjadi setelah perusahaan diklaim meninggalkan penggugat di laut selama tur snorkeling saat mereka tengah berbulan madu.
Melansir Insider, Elizabeth Webster dan Alexander Burckle sedang berbulan madu di Hawaii pada September 2021.
Mereka diketahui memesan tur snorkeling yang ditawarkan oleh Sail Maui.
Baca juga: Ombak Besar Hancurkan Pesta Pernikahan di Tepi Pantai Hawaii, Videonya Viral
Pasangan, yang merupakan snorkel berpengalaman, membeli tiket untuk tur snorkeling ke Lanai, sebuah pulau kecil di dekat Maui.
Keluhan mengatakan setelah kapal tiba di lokasi snorkeling, kapten memberi tahu kelompok tur bahwa mereka memiliki waktu satu jam untuk menjelajah sebelum pindah ke lokasi lain.
Webster dan Burckle menuduh dalam gugatan bahwa mereka tidak diberi imbauan tentang waktu yang tepat untuk kembali ke kapal.
Ia juga mengatakan bahwa kelompok tur juga tak dijelaskan tentang bagaimana kembali ke kapal, atau apa yang secara eksplisit harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat.
Baca juga: Pesan dalam Botol yang Dihanyutkan dari Jepang 37 Tahun Lalu Ditemukan di Hawaii, Isinya . . .
Jared A. Washkowitz, pengacara pasangan itu, mengatakan bahwa prosesnya tidak teratur dan perusahaan "tidak memberikan batasan yang ditetapkan untuk snorkeling".
Washkowitz juga mengatakan Sail Maui tidak mengidentifikasi penjaga pantai untuk ekspedisi tersebut atau memastikan perenang snorkel tamu menggunakan 'sistem teman' saat berada di air.
Awalnya, Webster dan Burckle snorkeling di perairan yang tenang dan jernih, tetapi air menjadi lebih bergolak, kata gugatan itu.
Mereka mencoba untuk berenang menuju perahu, tetapi sudah mulai berangkat ke lokasi berikutnya.
Gugatan mengatakan bahwa anggota kru melakukan tiga kali hitungan sebelum berangkat untuk mengetahui jumlah penumpang.
"Fakta kami menunjukkan bahwa mereka melakukan penghitungan, kurang dua, lalu mereka menghitung lagi, kurang dua," kata Washkowitz.
Dan pada penghitungan ketiga, kata Washkowitz, kru menghitung total termasuk dua yang hilang, kemudian melaporkan jumlah tamu dan berangkat ke lokasi berikutnya.