Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Turki Tolak Bantuan Layanan Internet dari Elon Musk Pasca-Gempa Magnitudo 7,8

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Elon Musk, pebisnis Amerika Serikat yang merupakan pendiri SpaceX dan Tesla. Pemerintah Turki menolak tawaran Elon Musk untuk mengaktifkan layanan internet satelit Starlink, usai dilanda gempa

Dengan menggandeng Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau yang dikenal dengan nama USAID, hingga kini SpaceX diketahui telah mengirimkan 20 ribu terminal ke wilayah Ukraina.

Baca juga: Indonesia Bantu Korban Gempa Turki, Jokowi: Sedang Disiapkan dan Segera Dikirim

Sebelumnya, 38 satelit Starlink Elon Musk dimusnahkan oleh "perisitwa penghancuran".

Apesnya, peristiwa ini diperkirakan semakin memburuk dalam waktu dekat dan memuncak pada tahun 2025 mendatang.

Lantas, apa sih yang sebenarnya terjadi?

Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX, diketahui tengah menikmati momen liburan ke Pulau Delos pada Senin (18/7/2022). (Flickr/ Steve Jurvetson)

Melansir Entrepreneur, Jumat (23/9/2022), ledakan di permukaan matahari menyebabkan gelombang partikel matahari yang energetik menyapu planet kita.

Ledakan tersebut memanaskan atmosfer bumi dan meningkatkan densitas (masa jenis) udara di tingkat orbit satelit Starlink.

Akibatnya, satelit mulai tenggalam dan akhirnya terbakar dengan kecepatan ribuan mil per jam.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh para peneliti di Cina dan Amerika Serikat pada bulan Agustus mengungkapkan kerugian ekonomi puluhan juta dolar.

Baca juga: Korban Gempa Turki Terus Meningkat, WHO Serukan Bantuan Internasional

Baca juga: Jersey Cristiano Ronaldo Bakal Dilelang Buat Bantu Korban Gempa Turki

Namun dalam skema besar, kerugian itu merupakan kendala kecil untuk SpaceX, yang memiliki lebih dari 3.000 satelit Starlink di orbit dan berencana untuk meluncurkan sekira 40.000 lebih.

Sayangnya perusahaan juga dapat merasakan tantangan serupa di masa depan.

Hal itu disebabkan karena aktivitas matahari, dan cuaca luar angkasa yang menyertainya, meningkat sesuai dengan siklus 11 tahun matahari yang akan mencapai puncaknya pada musim panas 2025.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Turki Tolak Bantuan Elon Musk, Pejabat Ankara: Terima Kasih, Kapasitas Satelit Kami Masih Cukup.