Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Bule Ditahan Imigrasi Bali Gara-gara Paspornya Sedikit Robek, Sempat Diduga Palsu

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wisatawan Asing yang berada di bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Seorang bule pria ditahan pihak Imigrasi Bali karena diduga membawa paspor palsu yang rupanya paspornya ada robekan kecil.

TRIBUNTRAVEL.COM - Bali merupakan ikon wisata Indonesia yang menjadi tujuan sebagian wisatawan mancanegara.

Keindahan dan pesona alam Bali dengan budayanya yang kental, membius wisatawan mancanegara untuk datang berlibur.

Pelancong diproses di aula kedatangan internasional di Bandara Internasional Ngurah Rai di Tuban dekat Denpasar di pulau Bali pada 16 Februari 2022. Seorang bule pria ditahan pihak Imigrasi Bali karena diduga membawa paspor palsu yang rupanya paspornya ada robekan kecil. (SONY TUMBELAKA / AFP)

Saat hendak liburan ke Bali, seorang bule pria ditahan pihak imigrasi karena diduga membawa paspor palsu.

Bule pria bernama John Hammond awalnya diberitahu bahwa paspornya kemungkinan palsu sehingga dirinya ditahan pihak imigrasi Bali.

Baca juga: 5 Tempat Belanja Oleh-oleh di Bali Anti Mainstream, Lokasinya Strategis Dekat Tampat Wisata

Namun, ia segera menyadari bahwa itu bukan masalahnya, dan rupanya paspornya mengalami sedikit kerusakan.

Melansir laman The Sun, Kamis (9/2/2023), John mengatakan kepada media lokal, "Saya digiring ke bagian keamanan Bandara (Ngurah Rai) Denpasar ketika diberitahu bahwa kemungkinan paspor saya palsu."

LIHAT JUGA:

"Ada sobekan kecil di dalamnya seukuran ibu jari, dan itulah alasannya saya percaya mengapa saya ditahan pihak imigrasi Bali," sambungnya.

John yang berprofesi sebagai seorang pengacara mengatakan bahwa dia mencoba memberi tahu petugas bea cukai bahwa ia tidak melakukan kesalahan.

Lalu John dipaksa membaca pernyataan yang mengakui paspornya berkualitas buruk dan atau palsu.

Pihak imigrasi Bali lantas melepaskan bule pria tersebut dan membiarkannya masuk ke Bali dengan paspor miliknya.

Pelancong berjalan melalui ruang kedatangan internasional di Bandara Internasional Ngurah Rai. Seorang bule pria ditahan pihak Imigrasi Bali karena diduga membawa paspor palsu yang rupanya paspornya ada robekan kecil. (SONY TUMBELAKA / AFP)

Baca juga: Jadwal & Harga Tiket Pesawat Super Air Jet Rute Palembang-Bali Mulai Rp 1,2 Jutaan

Bali memang memiliki beberapa aturan paspor yang paling ketat.

Jika ada kerusakan atau tanda air bisa saja dicurigai.

Pihak berwenang Indonesia bahkan dapat memberlakukan denda hingga 5.000 dolar AS atau sekira Rp 75 juta pada maskapai penerbangan jika mereka membawa penumpang dengan paspor rusak.

Dan John bukanlah turis pertama yang melanggar aturan tersebut dan beberapa lainnya dilarang terbang.

Bronte Gossling mencoba melakukan perjalanan dari Sydney, Australia ke Bali tahun lalu untuk liburan setelah Indonesia membuka kembali perjalanan.

Namun, dia diberitahu pihak imigrasi bahwa dia tidak akan naik pesawat karena paspornya terlalu berjamur.

Dia percaya yakin paspornya berjamur setelah banjir di seluruh Australia yang menyebabkan hujan lebat dan kelembapan tinggi.

Pada tahun 2019, pemain sepak bola Australia Sam Kerr dilarang menaiki penerbangan Jetstar ke Bali setelah maskapai menganggap paspor terlalu rusak untuk terbang.

Dan satu pasangan kehilangan 7.500 poundsterling (sekira Rp 137 juta) dari kantong setelah mereka harus ketinggalan pesawat ke Bali karena paspor mereka rusak.

Baca juga: Warung Mak Beng, Tempat Makan Siang Enak di Bali yang Ada Sebelum Indonesia Merdeka

Baca juga: 4 Tempat Wisata Hidden Gems di Bali untuk Healing, Ada Gembleng Waterfall yang Eksotis

Ratusan Ribu Wisman Inggris Liburan ke Bali 

Setelah dibukanya kunjungan wisatawan mancanegara, angka kunjungan wisman ke Bali meningkat pesat.

Khususnya wisatawan mancanegara asal Inggris.

Ratusan ribu wisman asal Inggris terlihat senang berlibur ke Bali usai pandemi Covid-19.

Peningkatan jumlah kunjungan ke Bali ini dibenarkan oleh Wakil Gubernur Matt Downing yang selaku Ketua BPD PHRI Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang mengatakan secara umum wisatawan yang datang ke Bali menunjukan tren peningkatan.

“Bahkan berapa hari terakhir penerbangan Internasional lebih tinggi daripada penerbangan domestik. Ini kan menunjukkan ketertarikan. Bahwa diluar banyak persoalan global termasuk juga di Rusia jadi dengan demikian kita harapkan semua persoalan-persoalan sekarang yang menyangkut hubungan baik Rusia dengan Ukraina mudah-mudahan cepat selesai sehingga semua yang berpergian agar bisa merasakan nyaman,” kata, Cok Ace.

Sementara itu, Wakil Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia, Matt Downing mengatakan sebelum pandemi Covid-19 lebih dari 200 ribu wisman Inggris kunjungi Bali.

Lalu sempat kosong karena pandemi Covid-19.

Namun setelah penerbangan internasional kembali dibuka di Bali, jumlah wisman Inggris yang sudah masuk ke Bali hingga saat ini sudah mencapai 100 ribu wisman.

“Masih dibawah dan kami berusaha untuk meningkatkan angka ini dan dari konjen Bali disini juga membantu kami untuk mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata yang aman dan terbuka bagi Turis Inggris,” ucap, Wakil Dubes Inggris.

Sementara mengenai impact atau dampak dari perang Rusia-Ukraina memang tidak langsung untuk masyarakat Inggris.

Namun perang tersebut telah mengakibatkan tingginya biaya hidup di Inggris.

Mulai dari harga energi, harga listrik meningkat dan harga pangan juga meningkat.

“Sehingga banyak warga negara Inggris yang memang mereka memfokuskan pengeluarannya itu pada energi dan juga pangan untuk liburan masih tidak diprioritaskan,” tutupnya.

Baca juga: Gunung di Bali Akan Dijadikan Kawasan Suci, Stakeholder Pariwisata: Agar Orang Tak Sembarangan Naik

(TribunTravel.com/Rtn)

Baca juga selengkapnya seputar viral di medsos di sini.