Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Menilik Kereta Ukur Dinamometer, Warisan Belanda yang Sudah Berdinas Selama 80 Tahun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kereta Ukur U-25301 atau kereta ukur dinamometer peninggalan Belanda yang kini disimpan di Balai Yasa Manggarai.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pernahkah kalian mendengar tentang Kereta Ukur?

Kereta Ukur memiliki fungsi untuk melakukan pengukuran kondisi jalan rel.

Kereta Ukur U-25301 atau kereta ukur dinamometer berfungsi untuk mengukur dan menganalisa kekuatan otomotif seperti gaya tarik, usaha tenaga dan daya atau horse power. (Instagram/@kai121_)

Perkeretaapian Indonesia memang kini telah memiliki Kereta Ukur modern.

Namun, Kereta Ukur ternyata sudah ada sejak jaman kolonial lho.

Baca juga: Viral Rombongan Orang Main Kuis di Gerbong Bikin Kesal Penumpang Kereta Api, KAI Angkat Bicara

Namanya adalah Kereta Ukur U-25301 atau kereta ukur dinamometer, seperti dikutip dariakun Instagram @kai121_.

Kereta ini berfungsi untuk mengukur dan menganalisa kekuatan otomotif seperti gaya tarik, usaha tenaga dan daya atau horse power.

Dalam pengoperasionanya, Kereta Ukur U-25301 langsung dirangkaikan dengan lokomotif yang akan diukur.

Di belakang Kereta Ukur, juga dirangkaikan kereta atau gerbong sebagai beban.

Kereta Ukur U-25301 dulunya milik Staatsspoor en Tramwegen, sebuah perusahaan kereta api di Hindia Belanda.

Memiliki panjang 14,5 meter, Kereta Ukur U-25301 terbuat dari rangka besi-baja berdinding kayu.

Keretanya merupakan buatan pabrik FIRMA BEYNES di Harleem, Belanda.

Kereta Ukur U-25301 dulunya milik Staatsspoor en Tramwegen, sebuah perusahaan kereta api di Hindia Belanda. (Instagram/@kai121_)

Sedangkan instrumen dasar alat ukur dibuat oleh pabrik ALFRED J.AMSLER & Co di Swiss.

Sejak mulai beroperasi tahun 1925, Kereta Ukur U-25301 telah banyak mengukur gaya tarik berbagai lokomotif uap dan diesel.

Setelah lebih dari 80 tahun berdinas, Kereta Ukur U-25301 resmi pensiun pada tahun 2006 lalu.

Kereta Ukur U-25301 lalu disimpan di Balai Yasa Manggarai.

Halaman
123