Menurut Lili, pembuatan kue keranjang sangat sulit karena Butuh ketekunan dan kesabaran.
"Saya pakai beras ketan. Itu harus digiling di batu, diperas, kemudian dikukus empat jam. Pembuatannya lama dan butuh banyak tenaga," kata dia.
Dulunya, kata Lili, kue keranjang dikukus di tungku dan memakai dupa sebagai petunjuk waktu.
Namun kini dirinya sudah pakai kompor untuk membuat kue keranjang.
"Tapi tak boleh kompor gas. Karena harus lama mengukusnya," ungkap Lili.
Ia menuturkan yang membedakan kue keranjang miliknya dengan yang lain adalah proses pembuatan yang sangat tradisional.
Beras ketan digiling dengan alat giling yang usianya diperkirakan hampir seratus tahun.
Cara ini membuat rasa kue keranjang buatan Lili sangat khas.
"Kalau yang lain pakai bahan (tepung) Rose Brand yang dijual di supermarket. Kalau di sini berasnya digiling sendiri," jelas Lili.
Baca juga: Kue Keranjang Daun Pisang di Magelang, Kebanjiran Pesanan dari Luar Kota Jelang Imlek
Banyak pelanggan
Proses memasak yang masih tradisional membuat kue keranjang buatan Lili selalu diburu para pelanggan.
Banyak warga Manado di perantauan sulit berpaling dari lue keranjang Lili.
Meski dirantau pembuat kue keranjang sangat banyak. "Ada yang dari Jakarta, pesan kuenya di sini," kata dia.
Di antara banyak pelanggannya, salah satunya Wali Kota Manado Andrei Angouw.
Menurut Lili, Angouw dulu kerap datang sendiri ambil kue di sana.