TRIBUNTRAVEL.COM - Tragedi hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 menjadi misteri penerbangan terbesar.
Pesawat Malaysia Airlines MH370 sudah bertahun-tahun lalu menghilang, tapi misterinya masih belum terpecahkan.
Tepatnya pada 8 Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines MH370 dengan jenis Boeing 777 dengan rute Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China, hilang dan diduga terjatuh hingga menewaskan 239 orang yang ikut dalam penerbangan tersebut.
Puing-puing berupa pintu roda pendaratan, yang menjadi bukti baru tragedi MH370, baru-baru ini ditemukan oleh seorang nelayan Madagaskar.
Baca juga: Pria Australia yang Lacak Keberadaan Malaysia Airlines MH370 Mengaku Diteror Ancaman Pembunuhan
Dikutip dari Mirror, Sabtu (17/12/2022), ditemukannya puing ini seperti mendukung teori bahwa pilot sengaja menjatuhkan pesawat MH370.
Insinyur Inggris bernama Richard Godfrey dan pria pemburu puing-puing MH370, Blaine Gibson, sudah mengungkapkan soal penemuan ini dalam laporan terbarunya.
Menurut mereka, puing pintu roda pendaratan itu menjadi bukti yang sangat penting.
Pintu yang dikenal sebagai trunnion door itu dalam kondisi rusak, yang kemungkinan ditembus dari dalam oleh mesin pesawat yang pecah akibat benturan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa bisa jadi roda pendaratan sedang turun ketika pesawat MH370 menabrak Samudera Hindia 2014 silam.
Nah, seharusnya saat pendaratan darurat di atas air, pilot menarik kembali roda pesawat, serta menurukan tutupnya supaya pendaratan lebih bisa terkendali.
Namun, pada MH370 diyakini tidak ditarik untuk memperlambat kecepatan pesawat.
Sehingga menyebabkan badan pesawat segera hancur begitu menghantam Samudera Hindia dengan kecepatan tinggi.
Selain itu juga mengakibatkan pesawat bisa tenggelam lebih cepat, jadi waktu evakuasi buat penumpang sangat-sangat berkurang.
“Kombinasi dari kecepatan yang bisa menghancurkan pesawat dan extended landing gear yang dapat menenggelamkan pesawat secepat mungkin menunjukkan niat untuk menyembunyikan bukti kecelakaan,” tulis laporan tersebut.
Namun, selain teori pilot yang berniat menjatuhkan pesawat, rusaknya pintu roda pendaratan juga dapat terjadi tanpa intervensi manusia, lanjut laporan itu.
Baca juga: Viral Mobil Berdebu Terparkir di Bandara, Sempat Dikira Milik Korban Pesawat MH370
Penyebabnya bisa saja kegagalan mesin saat penerbangan.
Pilot Pesawat Malaysian Airlines MH370
Sosok pilot yang menerbangkan pesawat MH370 saat itu adalah Kapten Zaharie Ahmad Shah (53) dari Penang, Malaysia.
Dirinya bersama dengan kopilot Fariq Abdul Hamid (27), yang sudah bekerja di maskapai Malaysian Airlines selama 7 tahun.
Zaharie Ahmad Shah sudah menikah dan memiliki 3 orang anak, tetapi dari kabar yang beredar, sosoknya mengalami depresi saat kecelakaan terjadi.
Dari investigasi yang dilakukan kepolisian Malaysia mengungkan bahwa pilot tersebut sempat melakukan simulasi penerbangan Boeing 777 melewati Samudera Hindia di rumahnya, sebulan sebelum MH370 hilang.
Baca juga: Teka-teki Hilangnya Pesawat MH370, Dugaan Pilot Terlibat hingga Pola Aneh Jalur Penerbangan
Insinyur Inggris Mengaku Mengetahui Lokasi Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH370
Hilangnya pesawat ini memang masih menjadi teka-teki.
Walau pesawat itu diperkirakan jatuh, tetapi tidak ada jawaban pasti.
Sehingga tidak pernah dikonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat MH370.
Namun, Richard Godfrey mengklaim dia telah mempersempit area pencarian pesawat menjadi hanya 115 mil persegi.
Baca juga: Perkembangan Teknologi Terbaru Diklaim Bisa Pecahkan Teka-teki Hilangnya Pesawat MH370
Richard Godfrey yakin dia telah menentukan lokasi pesawat yang rusak itu ke 33.177°LS 95.300°BT.
Richard Godfrey dan tim berencana untuk mencoba mencari dan menemukannya.
Dengan data lokasi terbaru, Richard Godfrey bersama perusahaan robotika kelautan Ocean Infinity merencanakan pencarian baru pada awal 2023.
"Ocean Infinity membawa teknologi baru yang merupakan kemajuan signifikan. Ini adalah area yang jauh lebih kecil, memungkinkan pencarian jadi lebih efisien," ujar Richard Godfrey, dikutip dari laman UNILAD.
Sebelumnya, dalam wawancara bersama 60 Minutes Australia, Richard Godfrey juga pernah menyebut soal dugaannya.
"Semua orang berasumsi positif, bahkan yakin pesawat terbang secara autopilot. Tapi, aku percaya pilot aktif dalam seluruh penerbangan," kata Richard Godfrey.
Richard Godfrey juga mengaku telah menemukan pola aneh dalam perjalanan pesawat, termasuk belokan 360 derajat di atas lautan dan pola menahan 20 menit yang tidak biasa.
Pola holding biasanya digunakan untuk menjaga pesawat di wilayah udara tertentu, biasanya sambil menunggu untuk mendarat atau melanjutkan.
MH370 memasuki pola penahanan tiga jam dalam perjalanannya, menurut temuan Richard Godfrey.
Baca juga: Boeing 737-800 Milik Malaysia Airlines Turun Mendadak dari Ketinggian hingga 7.000 Kaki
(TribunTravel.com/KurniaHuda)
Baca artikel lainnya seputar MH370 di sini