Dibuatnya minimarket tersebut bertujuan untuk menampung produk makanan UMKM khas Bandung untuk dijual di Qatar.
Bukan hanya makanan kering, di Bandung Food Center juga dijual jajanan seperti keripik jamur dan minuman seperti Kopi Aroma Bandung dan Kopi Gunung Puntang.
Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau misalnya untuk kopi instan khas Bandung dijual 35 hingga 90 rial Qatar.
"Karena produknya ini Keripik Jamur Lembang banyak peminatnya, Kopi Aroma Bandung sudah terkenal banyak yang mau," jelasnya.
Baca juga: Fakta Unik Stadion Internasional Khalifa, Stadion Tertua di Qatar yang Jadi Lokasi Piala Dunia 2022
Kata Sinta, saat ini yang menjadi kesulitan Bandung Food Center ialah pengiriman barang dari Bandung ke Qatar.
Pengiriman laut bisa mencapai 3 bulan lamanya.
Sementara, barang yang dijual merupakan makanan yang mudah kedaluwarsa seperti kerupuk, batagor, seblak, dan boci (bakso aci).
Pihak toko juga suka mengakalinya dengan pengiriman kargo penerbangan yang waktunya lebih singkat yakni 28 hari.
Namun harganya memang relatif lebih mahal ketimbang pengiriman laut.
"Jadi kita kerap kejar-kejaran dengan masa kedaluwarsa," jelas Shinta.
Baca juga: Bola Al Rihla yang Canggih Buat Piala Dunia 2022 Qatar, Di-Charge Dulu sebelum Dipakai Bertanding
Baca juga: Serba-serbi Piala Dunia 2022 Qatar: Teknologi Offside Semi Otomatis Sampai Maskot yang Unik
Sinta berharap, perizinan ekspor dari Indonesia ke Qatar untuk barang UMKM ke depannya lebih dipermudah agar bisa mempersingkat waktu.
Sebab, makanan Bandung ternyata digemari oleh sejumlah warga Qatar ataupun Indonesia yang berada di Qatar.
Sebagai informasi, Bandung Food Center berlokasi di Al Sedari St, Al Wakrah, Qatar.
Jaraknya hanya sekitar 4 kilometer dari Stadion Al Janoub, salah satu lokasi pertandingan Piala Dunia 2022.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bandung Food Center Sedia Cuanki dan Seblak, Penawar Rindu Kampung Halaman bagi Baraya Sunda Qatar.
Baca tanpa iklan