Nama Bukit Rhema diberikan karena memang tempat tersebut berada di sebuah bukit.
Untuk itu, pengunjung harus berjalan melewati trek mendaki untuk sampai di Gereja Ayam.
"Kenapa dinamakan Bukit Rhema? Karena bangunan ini berada di atas bukit, dan Rhema itu artinya firman yang hidup," ungkap Yani.
Baca juga: Asal Usul Nama Bukit Rhema Tempat Wisata di Magelang, Ada Cerita Unik di Balik Sebutan Gereja Ayam
Baca juga: 7 Kuliner Malam di Magelang yang Wajib Dicoba, Nikmati Ronde Miroso yang Berkuah Hangat
3. Pembangunannya sempat terbengkalai
Ide pembangunan Bukit Rhema muncul pada 1988, saat Daniel Alamsjah yang berkerja di Jakarta berkunjung ke kawasan Borobudur.
"Beliau (Daniel Alamsjah) datang dari Jakarta ke Borobudur. Dan sesampainya di Borobudur, Pak Daniel menyempatkan diri untuk berkunjung ke dusun-dusun yang ada di sekitaran Borobudur," jelas Yani.
"Salah satunya di Dusun Gombong Kembanglimus, yang sekarang jadi lokasi Bukit Rhema," imbuhnya.
Daniel pun membeli sebidang tanah yang ditujukan untuk pembangunan tempat untuk berdoa.
Pada 1992, Daniel berserta sejumlah koleganya dari Jakarta melakukan peletakan batu pertama dan dibangunlah lantai satu.
"Tapi pembangunanya terbengkalai mulai 1998-2010. Salah satu penyebabnya akibat krismon (krisis moneter)," ucap Yani.
4. Bukan bangunan gereja
Bukit Rhema yang populer dengan nama Gereja Ayam, sebenarnya bukanlah sebuah gereja.
"Nama dari bangunan ini bukanlah Gereja Ayam. Bangunan ini juga belum pernah difungsikan sebagai gereja," ungkap Yani.
Yani pun menjelaskan, penamaan Gereja Ayam merupakan salah asumsi dari masyarakat sekitar.
"Pak Daniel beragama Kristen Protestan. Sementara masyarakat sekitar mayoritas beragama Muslim. Jadi itu salah asumsi dari masyarakat yang mengira Bapak Daniel membangun gereja di atas bukit ini," kata Yani.
Baca tanpa iklan