Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kenang Tragedi Halloween Itaewon, Ribuan Warga Seoul Berkumpul dan Nyalakan Lilin

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penonton, polisi dan paramedis berkumpul di mana puluhan orang menderita serangan jantung, di distrik kehidupan malam populer Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022. Puluhan orang menderita serangan jantung di ibukota Korea Selatan Seoul, setelah ribuan orang memadati jalan sempit. Jalan-jalan di lingkungan Itaewon kota untuk merayakan Halloween, kata pejabat setempat.

Salah satu catatan berbunyi, "Aku tidak akan membiarkanmu pergi lain kali."

Sedangkan catatan lain berbunyi, "Aku akan mengingatmu selamanya."

Para warga yang berkabung juga meninggalkan cokelat, bir, soju dan susu stroberi.

Mencerminkan kemarahan publik atas tragedi itu, seorang wanita yang diidentifikasi oleh media lokal sebagai ibu dari salah satu korban terlihat merobek karangan bunga dari presiden dan walikota Seoul di sebuah monumen peringatan.

“Apa gunanya (bunga-bunga ini) ketika mereka tidak bisa melindungi (anak-anak kita)? Pikirkan tentang itu,” kata wanita tersebut.

Baca juga: Kemenlu Australia Sebut Banyak Warganya Jadi Korban Tragedi Halloween di Itaewon

"Apa gunanya berdiri di samping (karangan bunga) ini ketika Anda membiarkan anak kami mati?" imbuhnya.

Petugas polisi berseragam kemudian terlihat mengawal wanita itu menjauh dari monumen peringatan.

Presiden Yoon Suk-yeol bergabung dengan pejabat tinggi lainnya, termasuk kepala polisi nasional dan menteri dalam negeri, telah meminta maaf atas bencana tersebut.

"Sebagai presiden yang bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan rakyat, saya sangat sedih dan menyesal," tutur Yoon Suk-yeol.

“Saya tahu bahwa pemerintah kami dan saya memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa tragedi seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi,” ungkapnya.

Ilustrasi perayaan Halloween. (Unsplash/David Menidrey)

Baca juga: Selebgram Indonesia Bersyukur Tak Jadi Datang ke Pesta Halloween Itaewon Seoul

Sekelompok anak muda Korea mengadakan peringatan terpisah di pusat kota Seoul yang menurut penyelenggara dihadiri oleh 500 orang.

“Saya tidak percaya orang seusia saya meninggal hanya karena mereka ingin bersenang-senang di Halloween,” kata Park Tae-hoon, 29, salah satu penyelenggara.

Dia mengatakan sebelum acara bahwa tujuannya adalah untuk menuntut hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab dan tindakan untuk mencegah terulangnya tragedi serupa.

Korea Selatan berada dalam masa berkabung nasional, dengan pengibaran bendera setengah tiang dan acara hiburan dibatalkan.

Pengawasan publik tentang bagaimana kerumunan Halloween dikelola semakin meningkat, dan penyelidikan luas sedang dilakukan untuk menentukan penyebab pasti dari tragedi itu.

Halaman
123