Tujuannya untuk mencegah kecoak menyambar kostum anak-anak dan menyebar ke rumah mereka.
Baca juga: Rumah Drakula di Rumania Gelar Pesta Halloween, Wisatawan Bisa Ikut Serta
Seorang warga bernama Lisa LaBean membahas sejauh mana masalah ini dengan stasiun berita lokal, WXYZ-TV.
Ia mengatakan, "Anda berbaring di tempat tidur dan Anda berpikir ada sesuatu yang merayapi Anda, itu mengerikan."
Mengingat bahwa Lisa telah menghabiskan hampir Rp 28 juta untuk membeli persediaan guna membunuh kecoak, dia mengatakan bahwa masih merasa "takut."
"Saya tidak ingin mereka datang ke rumah saya. Ini pertarungan," ungkapnya.
Sejarah Tradisi 'Trick or Treat' saat Perayaan Halloween, Ternyata Ada Sejak Abad ke-9
Setiap perayaan Halloween, anak-anak di negara Eropa memiliki kebiasaan melakukan trick or treat.
Trick or treat sendiri sudah menjadi semacam tradisi unik dalam perayaan Halloween.
Kegiatan trick or treat dilakukan selama momen Halloween dengan berkeliling untuk meminta permen atau camilan.
Meski tampak seperti tradisi modern, namun sebenarnya trick or treat dapat ditelusuri kembali di Celtic dan Irlandia pada abad ke-9.
Baca juga: Sejarah Hiasan Labu Berwajah Iblis dalam Perayaan Halloween
Sementara banyak yang percaya Halloween berasal dari Amerika Serikat, perayaan itu nyatanya memiliki keterkaitan dengan perayaan Samhain di Irlandia.
Melansir The Sun, Kamis (27/10/2022), Halloween dikatakan sebagai salah satu dari empat festival musiman Gaelik yang dirayakan di seluruh wilayah Irlandia, Skotlandia dan Isle of Man.
Malam 31 Oktober dikenal sebagai Samhain, sebuah festival Pagan yang kemudian digabungkan dengan perayaan Kristen dan dinamai All Saints' Day oleh gereja Katolik.
Pada perayaan Samhain, nenek moyang Pagan percaya bahwa jiwa orang mati datang ke dunia dan ditenangkan dengan persembahan makanan serta minuman.
Dipercaya bahwa trick or treat berevolusi dari ritual di mana orang-orang berpakaian seperti hantu dan setan, melakukan tarian di sekitar api unggun dan menerima suguhan untuk menenangkan roh-roh jahat.