Terlebih, jalur yang dilewati Kereta Uap Jaladara saling berdampingan dengan pengendara di Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Jaladara ternyata bukan sebatas nama saja, ada makna tersendiri di balik penamaannya.
Baca juga: Yuk Kenalan dengan KA Kertajaya, Kereta Api Penumpang dengan Rangkaian Terpanjang di Indonesia
Melansir Instagram @pemkot_solo, Rabu (27/6/2022), Jaladara berasal dari cerita pewayangan yang diceritakan sebagai nama kereta pusaka pemberian dewa untuk Prabu Kresna.
Nama tersebut dipilih sekaligus tersimpan harapan agar kereta ini menjadi kereta wisata yang akan memberikan kebahagiaan bagi para penumpangnya.
Selain itu, kereta wisata uap Jaladara juga berbeda dengan kereta lainnya.
Kereta wisata uap Jaladara terdiri dari sebuah lokomotif uap yang masih orisinil.
Kereta kuno ini memakai bahan bakar kayu jati agar mendapatkan tenaga dari uap air saat menggerakkan mesinnya.
Baca juga: Mengenal Jembatan Cirahong, Jalur Kereta Api Unik Berusia 128 Tahun yang Punya Fungsi Ganda
Lokomotif menarik 2 kereta penumpang bergandar 2, yaitu CR 16 dan TR 144.
Terdapat 2 gerbong kereta wisata Jaladara yang dibuat pada tahun 1906.
Pada bagian dalam, kereta wisata Jaladara memiliki interior klasik yang menakjubkan.
Hal itu terlihat dari kursi berbahan kayu dengan jumlah terbatas, yakni kurang dari 40 orang untuk setiap kereta.
Perjalanan Kereta Uap Jaladara ditempuh kurang lebih dalam 2,5 jam.
Kereta akan berangkat dari Perkampungan Purwosari menuju Stasiun Kota Sangkrah.
Rute lengkapnya ialah Perkampungan Purwosari - Jalan Slamet Riyadi - Loji Gandrung - Taman Sriwedari - Museum Batik Danarhadi - Kampung Batik Kauman - Stasiun Kota Sangkrah.
Kereta Uap Jaladara tidak melayani tarif perorangan, melainkan carter.
Tarif untuk carter Kereta Uap Jaladara dibanderol seharga Rp 3.500.000 per perjalanan.
Baca juga: Naik Kereta Makin Seru dengan Fasilitas Entertainment on Board, Suguhkan Film hingga Playlist Musik
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait kereta api, klik laman ini.